Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2014, 08:54 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Stres berlebihan dan berkepanjangan adalah hal yang buruk karena bisa menyebabkan sakit kepala, tegang otot, gangguan pencernaan, kesulitan tidur, depresi, bahkan kini sebuah studi baru menunjukkan hal itu dapat membebani metabolisme tubuh.

Telah lama kita mengetahui hubungan stres dengan peningkatan berat badan. Kadar hormon stres yang meningkat dapat meningkatkan nafsu makan, khususnya untuk makanan-makanan yang tidak sehat. Padahal makanan-makanan itu sangat mudah untuk membuat akumulasi lemak perut.

Bahkan, sebuah studi baru asal Ohio State mengungkapkan, stres juga mengakibatkan pembakaran kalori tubuh yang lebih sedikit. Dalam studi ini, peneliti menanyakan pada sejumlah wanita tentang stres yang dialaminya di hari sebelumnya sekaligus makanan yang dimakannya. Rata-rata wanita makan 930 kalori dengan 60 gramnya berasal dari lemak.

Setelah makan, peneliti mengukur laju metabolisme mereka dengan mengambil sampel darah. Mereka yang melaporkan stres di hari sebelumnya ternyata membakar lemak yang mereka makan lebih sedikit daripada yang tidak merasa stres. Mereka juga memiliki kadar insulin yang lebih tinggi, hormon yang berkontribusi untuk menyimpanan lemak.

Mereka juga membakar 104 kalori lebih sedikit. Kelihatannya tidak banyak, namun dengan membakar kalori sejumlah tersebut lebih sedikit dalam satu tahun, seseorang bisa menambah berat badannya sebanyak 5 kilogram selama satu tahun.

Namun sebenarnya, kondisi ini tidak harus terjadi. Meski tidak bisa menghindari stres, namun paling tidak kita bisa meminimalkan dampaknya terhadap lingkar pinggang kita.

1. Pilih lemak dengan bijak
Jika stres bisa menyebabkan tubuh membakar lemak lebih sedikit, maka yang harus dilakukan untuk menghindari perut yang membuncit adalah dengan memilih lemak yang lebih sehat, misalnya yang berasal dari minyak zaitun atau alpukat. Jika ingin ngemil, maka pilihlah kacang-kacangan daripada popcorn. Memilih produk-produk bebas lemak juga dapat membantu.

2. Makan makanan yang mempercepat laju metabolisme
Beberapa makanan diketahui dapat meningkatkan laju metabolisme, meskipun dampaknya tidak selalu seimbang dengan bagaimana stres dapat memperlambat metabolisme. Makanan pedas seperti cabai atau paprika sudah dikenal dapat meningkatkan laju metabolisme. Bahkan makanan ini dapat meningkatkan imunitas dan menurunkan kadar kolesterol.

3. Tarik napas sebelum makan
Bernapas memang hal alami yang dilakukan tanpa sadar. Namun mengambil napas panjang dan terkontrol dapat membuat tubuh rileks dan mengurangi kadar kortisol. Melakukannya sebelum makan akan membantu meringankan tegang di otot dan mengurangi sedikit stres, paling tidak selagi tubuh memasukkan makanan.

4. Jalan singkat setelah makan
Kapanpun bisa, usahakan untuk melakukan jalan cepat selama 15 menit setelah makan. Studi membuktikan, kebiasaan ini dapat membantu menormalkan kadar gula darah hingga tiga jam setelah makan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com