Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2014, 08:22 WIB

KOMPAS.com - Mobilitas manusia lintas negara yang semakin mudah membuat penularan dan penyebaran penyakit ke seluruh belahan dunia semakin cepat. Tak terkecuali penyakit ebola yang sekarang sedang merebak.

Meski begitu, WHO menyebutkan penularan virus ebola dalam sebuah penerbangan kemungkinannya sangat kecil. Ini karena virus Ebola tidak seperti virus flu atau demam yang menyebar lewat udara.

"Penularannya membutuhkan kontak langsung dengan darah, produk sekresi, serta cairan tubuh dari penderita yang masih hidup atau sudah mati, termasuk hewan yang terinfeksi. Semua itu sangat jarang ada dalam sebuah penerbangan," kata WHO.

Lagipula, penderita ebola yang belum menunjukkan gejala berarti belum menularkan . Adapun pada mereka yang gejalanya sudah muncul, akan terlalu lemah untuk melakukan sebuah perjalanan.

WHO mencatat bahwa serangan Ebola sejak Desember 2013 ini telah menewaskan setidaknya 1.145 orang dan telah menular kepada lebih dari 2.100 orang di Guinea, Sierra Leona, dan Liberia.

Risiko seseorang yang bepergian ke negara-negara tersebut untuk tertular ebola dan mengalami gejala-gejala setelah kembali ke negara asalnya, juga dianggap rendah.

Kebanyakan penularan terjadi kepada anggota keluarga yang merawat penderita. Seseorang juga dapat tertular karena tidak mengikuti prosedur pencegahan saat proses pemakaman pasien yang meninggal. Para pekerja di bidang kesehatan yang melakukan kontak dengan penderita Ebola tanpa pengaman juga berisiko terinfeksi.

Negara yang terserang virus Ebola kini melakukan screening terhadap penumpang yang bepergian. Mereka memeriksa apakah para penumpang mengalami demam, yang merupakan salah satu gejala Ebola. Penderita tidak diperbolehkan melakukan perjalanan, kecuali untuk kepentingan pengobatan.

WHO pun tidak menyarankan adanya pelarangan penerbangan internasional. Selain itu, memeriksa penumpang yang tiba di bandara juga tidak direkomendasikan kepada negara yang tidak bertetangga dengan negara tertular.

Meski demikian, beberapa negara tetap telah menyarankan warganya untuk menghindari perjalanan menuju Guinea, Liberia, dan Sierra Leona yang kurang penting. (Kevin Sanly Putera)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com