Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2014, 07:15 WIB
Kevin Sanly Putera

Penulis

Sumber Shine

KOMPAS.com - Gejala antara penyakit influenza dan "common cold" alias salesma memang mirip. Karenanya banyak penyakit virus bukan influenza yang disebut flu.

Antara flu dan salesma biasa sebenarnya ada perbedaan. Mengetahui perbedaan antara flu dan salesma bisa membantu kita mencegah tertular virusnya.

Menurut Susan Rehm MD, direktur kesehatan di Yayasan Nasional Penyakit Menular AS, virus influenza menyebabkan flu. Namun karena variasi virusnya masih sedikit, pencegahannya relatif mudah untuk dilakukan dengan vaksin flu.

Sementara itu penyebab paling umum salesma adalah rhinovirus. Akan tetapi, masih terdapat 200 jenis virus lain yang juga dapat menyebabkan salesma. Bila tidak mengetahui jenis virusnya, obat anti virus menjadi tidak efektif. Minum obat untuk menghilangkan gejala dan perawatan kompres lebih efektif.

Ada beberapa tanda dan gejala yang bisa membedakan flu dan common cold.

Flu
Badan meriang dan menggigil, kelelahan, rasa sakit di otot, dan sesak di dada, merupakan gejala-gejala Anda tertular flu.

Saat flu, seseorang juga bisa mengalami demam hingga 38 derajat celcius dan merasa lemah. Gejala lain yang muncul adalah batuk, muka memerah, dan hidung tersumbat.

Beristirahat merupakan obat utama flu. Pada beberapa kasus, obat memang bisa memperpendek masa sakit. Jika gejala flu terasa mengganggu, periksakan ke dokter.

Obat yang tepat untuk flu adalah antivirus, bukan antibiotik. Antibiotik baru diberikan jika penyakitnya bertambah parah, misalnya dahak bercampur darah.

Obat-obatan untuk flu juga bisa mencegah komplikasi seperti bronkitis, radang paru, dan mencegah perburukan penyakit kronis yang sudah diderita, misalnya asma.

Berhati-hatilah mengonsumsi obat flu yang dijual bebas karena jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, ada kemungkinan dosis obat yang sama diminum dua kali lipat.

Salesma
Hampir semua orang pernah mengalami salesma. Gejala utama penyakit ini ada di bagian kepala. Misalnya hidung meler, batuk, mata berair, sakit tenggorokan, dan bersin.

Gejala ini biasanya semakin parah dalam satu sampai dua hari. "Anda juga dapat merasa kesakitan atau demam, tapi tidak akan separah flu," kata E.Neil Schachter, penulis buku The Good Doctor's Guide to Cold and Flu.

Konsumsi vitamin C sebanyak 250 sampai 500 mg setiap hari dapat membantu mengurangi lama penyakitnya. Antihistamin dan larutan salin untuk semprotan hidung juga bisa melancarkan pernapasan.

"Namun belum ada bukti pasti bahwa vitamin C dapat berguna. Minum terlalu banyak vitamin C juga membuat perut Anda sakit," katanya.

Jika Anda mengalami demam ringan sebaiknya jangan langsung mengkonsumsi obat pereda panas. "Panas bisa jadi salah satu cara tubuh untuk melawan infeksi, kecuali dokter menyatakan penyakit Anda parah," katanya.

Perbanyaklah istirahat dan minum air supaya terhindar dari dehidrasi akibat keringat berlebih. Juga tidak direkomendasikan penggunaan decongestant(pelancar pernapasan).

Memang decongestant dapat melegakan hidung dari ingus tebal supaya orang dapat bernapas lebih mudah.  Namun ia mengatakan bahwa dekongestan hanya efektif pada penggunaan pertama. "Setiap kali Anda memakainya, Anda akan membutuhkan lebih banyak. Sehingga nanti akan ada ketergantungan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau