Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2014, 10:14 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com -
Keringat seringkali menimbulkan rasa jijik tetapi tanpanya tubuh kita bisa menimbun racun. Menghindari bau keringat dengan memakai antiperspiran juga bukan tindakan tepat. Kelenjar keringat yang sehat ternyata mempercepat penyembuhan luka.

Banyak studi medis membuktikan keringat adalah sesuatu yang sehat. Tanpa keringat, tubuh kita kebanjiran logam beracun. Tubuh pun tak mampu menyembuhkan lukanya sendiri.

Keringat juga dibutuhkan mengatur suhu tubuh. Profesor fisiologi lingkungan ergonomi dari Loughborough University menjelaskan, "Satu cara tubuh untuk mendinginkan diri adalah dengan berkeringat dan menghilangkan energi panas dengan menguapkannya. Jika tidak berkeringat, Anda bisa kepanasa setengah jam berolah raga. Ketika suhu tubuh melampaui 40 derajat Celcius, Anda bisa kelelahan atau bisa terkena heat stroke yang fatal." Heat stroke dapat menyebabkan kerusakan fatal di otak dan organ-organ tubuh lainnya.

Potensi bahaya lainnya bila tak berkeringat ada pada logam berbahaya yang terakumulasi di tubuh dari makanan dan lingkungan. Logam-logam berbahaya itu sifatnya karsinogenik dan membahayakan sistem saraf, jantung, otak dan ginjal.

Sejatinya kita bisa mengeluarkan logam jenis arsenik, kadmium dan merkuri lewat keringat saat olah raga atau saat kepanasan. Efek pengeluaran racun lewat keringat ini bisa ditingkatkan saat kita mandi sauna.

Menggunakan antiperspiran justru mengganggu proses pengeluaran racun ini. Sebagian besar produk antikeringat itu larut dalam keringat dan menciptakan gel pelapis tipis yang menutup kelenjar keringat. Dengan begitu, kita sendiri menghalangi tubuh mengeluarkan racun logam berat.

Penelitian dari Amerika Serikat menemukan keringat ternyata membuat terobosan percepatan penyembuhan luka. Kulit yang penuh dengan jutaan kelenjar keringat eccrine membantu mendinginkan tubuh. "Kelenjar ini sangat unik dan tampaknya menjadi senjata rahasia penyembuhan," kata sebuah studi dari University of Michigan yang diterbitkan pada 2012. Kelenjar yang sama ini berperan menyediakan sel punca untuk penyembuhan kulit seperti luka bakar, bisul, luka goresan.

Sebelumnya diperkirakan luka terbuka disembuhkan oleh pasokan sel-sel kulit baru dari folikel rambut dan dari kulit utuh di ujung luka. Penelitian baru menemukan sel-sel muncul dari bawah luka dan kelenjar keringat eccrine menyimpan sel punca dewasa yang dengan cepat mengubah dirinya menjadi kulit baru dalam hitungan jam saja.

"Mungkin mengejutkan ternyata kelenjar keringat berperan penting dalam penyembuhan luka. Kelenjar keringat masih belum banyak diteliti. Kelenjar ini unik ada pada manusia dan tak ada pada kulit hewan untuk menyembuhkan luka," kata pemimpin penelitian dan profesor dermatologi Laure Rittie.

Ia berharap penemuan itu akan merintis jalan untuk penemuan obat baru yang dapat menstimulasi kelenjar keringat memproduksi lebih banyak sel punca. Tentu saja obat itu diharapkan bisa menyembuhkan masalah kulit berat seperti luka bakar, luka akibat diabetes dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com