Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/11/2014, 13:11 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com - Luka bakar yang tidak dirawat dengan benar bisa menimbulkan bekas dan membentuk jaringan parut. Jaringan parut yang menumpuk pada kulit dan bagian tubuh tertentu dapat menghambat pertumbuhan tulang. Ini bisa terjadi pada anak-anak masih dalam masa pertumbuhan.

"Kalau ada parut dia cenderung menahan tulang itu tumbuh. Jaringan parut ini bisa menahan sendi-sendi. Tulang mau tumbuh tertahan," terang dokter spesialis bedah plastik-rekonstruksi dan estetik, Irena Sakura Rini dalam acara yang diadakan oleh Dermatix di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana, Jakarta, Selasa (4/11/2014).

Sakura mencontohkan adanya seorang anak yang bungkuk karena jaringan parut pada bagian punggung. Ada pula lengan tangan yang tidak bisa diluruskan dan mengecil karena adanya jaringan parut di daerah lipatan tangan. Untuk itu, penyembuhan luka bakar yang cukup parah harus ditangani oleh dokter bedah plastik.

Dokter dapat menghilangkan jaringan parut dengan operasi plastik. Untuk operasi ini harus melepaskan parut dan diganti dengan kulit yang diambil dari bagian tubuh lain orang itu sendiri.

"Harus pakai kulit sendiri karena ada anti gen yang akan menolak kalau kulit orang lain. Kulit orang tua sendiri saja tidak bisa apalagi orang lain," terang Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik (PERAPI) itu.

Kulit yang baru dioperasi itu akan kering dalam waktu sekitar 3 minggu. Penyembuhan luka bakar sendiri bisa memakan waktu berbulan-bulan tergantung luas dan dalam luka. Seseorang yang dirujuk ke unit luka bakar di rumah sakit biasanya mengalami luka bakar lebih dari 10 persen pada anak-anak dan 15 persen pada orang dewasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com