Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2015, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Walau di musim penghujan seperti sekarang kita rentan tertular flu, tetapi sebaiknya jangan gampang mengonsumsi obat flu, terlebih jika Anda adalah pria yang mengalami gangguan prostat.

Obat flu yang mengandung antihistamin dan dekongestan sebaiknya dihindari oleh mereka yang menderita pembesaran prostat.

"Hindari obat flu dengan pseudoefedrin atau fenilefrin. Kedua kandungan ini merupakan bahan dalam dekongestan yang dapat membuat prostat menyempit dan menyebabkan retensi urin. Sementara antihistamin memiliki pengaruh yang tidak begitu buruk, karena lebih bekerja pada otot kandung kemih, namun dapat menyebabkan kandung kemih mengalami kontraksi," kata Dr Gregory T. Bales, dari University of Chicago Medical Center.

Pembesaran prostat, secara medis dikenal sebagai hiperplasia prostat jinak (BPH), hasil dari pertumbuhan sel yang meningkat di sekitar kelenjar prostat. Pertumbuhan yang meningkat dapat menyempitkan uretra (tabung yang membawa urin keluar dari kandung kemih) dan mengurangi aliran urin.

Pria dengan gangguan ini sering mengalami kesulitan buang air kecil dan dorongan untuk buang air menjadi lebih sering.

BPH lebih sering terjadi pada pria yang lebih tua, karena seiring pertambahan usia maka prostat mereka akan terus berkembang. Hampir 80 persen pria dengan usia 50 atau lebih didiagnosis dengan beberapa tingkatan penyakit.

"Belum diketahui secara pasti penyebab pembesaran prostat. Akibat penyakit ini, terkadang penderita harus bangun tiap jam di malam hari," kata Dr.William Catalona, ahli urologi dari Chicago.

Ia menyarankan agar pria yang mengalami gangguan berkemih tidak menunggu terlalu lama untuk memeriksakan diri ke dokter. Retensi urine yang parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan masalah serius lainnya.

"Saat aliran urine sudah lambat dan Anda mengkonsumsi salah satu jenis obat-obatan flu, maka hal ini akan menyebabkan retensi walaupun hanya satu dosis obat, "kata Bales.

Jika Anda belum buang air kecil dalam enam jam atau lebih, Anda harus segera pergi ke rumah sakit dan meminta pemasangan kateter untuk mengalirkan cairan tersebut. Dokter akan menunggu beberapa hari untuk melihat hasil kerja obat dan melakukan tes urine.

Menurut dia, obat flu yang dihirup, seperti kortikosteroid tidak akan memiliki efek samping yang sama dengan obat yang diminum. Salep mentol merupakan alternatif yang lebih aman untuk dekongestan.

"Jika seorang pria mengalami masalah buang air kecil setelah minum obat tertentu, sebaiknya pertimbangkan antara manfaat obat itu dan risikonya," terang Dr. Dan R. Gralnek, dari University of Wisconsin School of Medicine dan Kesehatan Masyarakat.

Biasakan membaca label dan petunjuk pada kemasan obat sangat penting, karena hal ini akan memberikan informasi mengenai efek samping setelah mengkonsumsi obat tersebut. Hal ini harus diperhatikan, terutama jika Anda memiliki penyakit tertentu seperti pembesaran prostat. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau