Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2015, 09:10 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Stres ternyata bukan hanya menyebabkan penyakit, tapi juga dapat menghambat pemyembuhan penyakit, termasuk luka. Kondisi stres akan menghasilkan hormon kortisol dalam tubuh.
 
Dokter ahli luka yang telah mendapat sertifikasi dari America Board of Wound Management, Adisaputra Ramadhinara, mengatakan, hormon kortisol itulah yang dapat menghambat penyembuhan luka.
 
"Hormon kortisol akan menghambat sel yang berperan seperti fibroblas dan sel-sel yang bertanggung jawab saat proses inflamasi," terang Adi di Jakarta, Senin (2/3/2015).
 
Akibat tingginya hormon kortisol, sel-sel pembunuh bakteri pun menjadi tidak aktif. Infeksi pada luka menjadi sulit sembuh.
 
Stres bisa terjadi karena berbagai faktor. Menurut Adi, kondisi luka yang cukup parah pun bisa membuat sesorang menjadi stres. Misalnya, ketika timbul rasa sakit yang berlebihan dan luka yang menimbulkan aroma tak sedap.
 
Untuk itu, luka tak bisa disepelekan karena bisa menurunkan kualitas hidup seseorang. Adi mengatakan, luka bisa disembuhkan dan tak perlu berpikir untuk langsung diamputasi ketika mengalami luka yang tak kunjung sembuh.
 
Ia menjelaskan, perawatan luka yang benar, yaitu dengan menjaga kelembaban di sekitar luka. Kelembaban dapat membantu pembentukan jaringan baru.
 
Sebaliknya, luka yang tak dirawat dengan baik dapat terkontaminasi mikroba, infeksi lokal, dan meluas menjadi infeksi sistemik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com