Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Keterbelakangan Mental, Waspadai Gejala Ini pada Bayi

Kompas.com - 10/03/2015, 16:15 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Hipotiroid kongenital (HK) akibat kurangnya hormon tiroid bisa menyebabkan anak mengalami keterbelakangan mental. Keterbelakangan mental pada anak bisa dicegah jika diberikan terapi atau pengobatan sejak lahir.

Sayangnya, banyak anak dengan HK tidak mendapatkan penanganan sejak dini. Hal ini terjadi karena tidak dilakukan skrining di rumah sakit saat bayi baru lahir.

Orangtua biasanya tidak sadar karena 95 persen bayi hipotiroid kongeital tidak memunculkan gejala saat lahir. Jika ada, gejala tidak khas sehingga tidak disadari. Sebab, gejala HK baru muncul dengan jelas seiring bertambahnya usia anak. Apa saja gejala yang dapat muncul?

Dokter spesialis anak dan konsultan endokrin anak Aman Pulungan mengungkapkan, gejala klinis yang sering terlihat yaitu keterlambatan motorik pada anak.

Gejala lainnya yaitu, konstipasi atau sembelit, bayi kuning, lidah besar, bodong, hidung pesek, aktivitas menurun, terlambat bicara, kulit kering, mudah tersedak, ubun-ubun melebar, perut buncit, bersisik, mudah kedinginan, wajah sembab, dan pucat.

“Ketika sudah ada gejala klinis, IQ sudah menurun, di bawah 100, jadi 80, bisa turun lagi. Umur berapapun ketahuan HK harus langsung diterapi,” kata Aman dalam seminar Skrining Hipotiroid Kongenital di Jakarta, Senin (9/3/2015).

Biasanya, hambatan tumbuh kembang anak mulai terlihat pada usia 3-6 bulan. Jika tidak diobati, gejala akan semakin terlihat. Terapi atau pengobatan sejak bayi baru lahir bisa mencegah kerusakan otak sehingga anak bisa tumbuh kembang dengan normal.

Berdasarkan rekam medis di klinik endokrin anak di RSCM dan RSHS tahun 2012-2013, lebih dari 70 persen HK terdiagnosis setelah usia 1 tahun dan anak telah mengalami keterbelakangan mental permanen. Hanya 2,3 persen yang terdiagnosis sebelum usia 3 bulan. Untuk itu, skrining HK sejak bayi baru lahir penting dilakukan.

Di Indonesia, angka skrining HK pada bayi yang baru lahir cukup memprihatinkan, yaitu kurang dari 1 persen. Belum semua rumah sakit melakukan skrining HK. Pada tahun 2000-2013 pernah dilakukan skrining terhadap 199.708 bayi baru lahir di 11 provinsi di Indonesia. Hasilnya, ditemukan 73 bayi dengan HK yang artinya, ada 1 satu bayi dengan HK dari 2736 kelahiran.

Jangan tunggu gejala HK muncul pada anak. Lakukan skrining sejak bayi baru lahir merupakan langkah tepat untuk meningkatkan kualitas hidup anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com