Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senang karena Berat Badan Turun, Ternyata Gadis Ini Derita Kanker

Kompas.com - 01/05/2015, 11:09 WIB

KOMPAS.com - Setahun lalu, Jemma Doran rela melakukan apa pun untuk mengubah ukuran tubuhnya menjadi lebih langsing. Jemma memang kegemukan dengan ukuran tubuh 22, berat badannya mencapai 102 kg dan tingginya sekitar 153 cm.

Ia sudah melakukan banyak hal, mulai dari diet ketat, pantang makanan junk food, sampai olahraga, demi meraih tubuh langsing.

Berat badannya lalu turun dengan cepat dan ia merasa sangat gembira karena merasa usahanya berhasil. Ia pun sibuk membeli pakaian baru yang lebih kecil dan yakin dengan penampilan barunya ini akan segera mendapat pasangan.

Tapi, setahun kemudian berat badannya menyusut menjadi ukuran 8. Gadis berusia 28 tahun ini kemudian mengalami gangguan kesehatan yang ternyata disebabkan karena kanker tonsil yang sudah menyebar ke paru-parunya.

Jemma yakin jika saja kankernya bisa dideteksi sejak awal, mungkin ia sudah bisa melakukan pengobatan sehingga kankernya tak terlanjur menyebar.

"Saya terus berpikir jika saja waktu itu saya tidak diet mati-matian, mungkin kanker saya sudah bisa diketahui sejak awal dan pengobatannya berhasil," katanya.

Karena diet yang dilakukannya, Jemma mengabaikan tanda kanker seperti penurunan berat badan tiba-tiba. Ia sempat memeriksakan diri ke dokter karena mengeluh sakit dan bengkak di tenggorokan. Terkadang ia juga merasa nyeri saat menelan.

Awalnya dokter mengira ia sakit amandel dan memberinya antibiotik. Sakit di tenggorokannya datang dan pergi, namun secara umum ia merasa tubuhnya sehat-sehat saja.

Tapi beberapa bulan kemudian ia merasa sakit di tenggorokannya bertambah parah dan bolak balik ke rumah sakit. Lagi-lagi ia hanya didiagnosis menderita infeksi saja.

Ia pun akhirnya dirawat di rumah sakit karena tenggorokannya membesar dan badannya terus mengurus. Hasil biopsi menunjukkan ia menderita kanker.

"Sungguh ironis, sejak dulu saya memimpikan punya badan yang kurus dan sekarang ini saya berhasil kurus tapi sangat sakit," katanya. Ia pun terus menjalani kemoterapi dan radiasi.

Sayangnya, kankernya sudah menyebar ke paru dan juga tulang payudaranya. Dokter bahkan menyebut kankernya tak bisa diobati lagi.

Dailymail Jemma Doran

Gejala

Kanker tonsil adalah salah satu dari kanker kepala dan leher. Kanker ini berkembang di bagian tenggorokan di belakang mulut yang disebut oropharynx.

Faktor risiko terbesar kanker ini adalah merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga lebih meningkatkan risiko. Kanker tonsil juga terkait dengan virus HPV.

Gejala-gejala yang perlu diwaspadai adalah sakit di belakang mulut yang tak sembuh-sembuh, tonsil membesar di satu sisi, ada darah di air liur, sulit menelan atau bicara, tenggorokan bengkak, tak bisa mengonsumsi makanan atau minuman asam, sakit di telinga, dan bau mulut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com