Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bullying" Berefek Lebih Buruk bagi Mental Anak

Kompas.com - 03/05/2015, 13:00 WIB
Kontributor Health, Diana Yunita Sari

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com — Bullying berkaitan dengan banyak hal negatif. Salah satu hubungannya adalah dengan kesehatan mental. Mereka yang di-bully bisa mempunyai rasa percaya diri yang rendah, depresi, kesepian, hingga terasa diisolasi.

Menurut riset terbaru, efek bullying ini bahkan membuat masalah kesehatan mental anak lebih menderita daripada efek kekerasan yang dilakukan oleh orang dewasa. 

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan kekerasan fisik, emosional, serta seksual yang terjadi selama masa kanak-kanak dengan masalah psikologis mereka pada masa depan. Bullying nyatanya memiliki efek psikologis dan fisik, yang justru berat dan bertahan lebih lama. 

Untuk studi terbaru, para periset mencari hubungan antara kekerasaan, bullying, dan masalah kesehatan mental jangka panjang.

"Kami menjumpai, yang sekaligus mengejutkan, bahwa mereka yang di-bully dan mendapat perlakuan kekerasan, tidak berisiko lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya di-bully," ujar Dieter Wolke, penulis senior studi serta profesor psikologi dari University of Warwick, Inggris.

Data diperoleh berdasarkan dua studi besar dari Amerika Serikat serta Inggris, yang menelusuri kesehatan mental pada anak, dan diikuti hingga usia mereka 18 tahun. Kedua studi berpegang pada kombinasi wawancara dengan orangtua guna menelusuri kekerasan pada anak kecil, serta laporan bullying oleh anak yang lebih besar.

Saat usia dewasa muda, 19 persen anak dari kelompok Inggris dan 18 persen di grup Amerika mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan pikiran bunuh diri. Meski demikian, di dua kelompok tersebut, masalah kesehatan mental secara nyata lebih cenderung terjadi pada anak-anak yang di-bully oleh teman sebayanya dibandingkan dengan anak yang dianiaya atau disiksa. 

Hasil studi yang dipublikasikan dalam The Lancet Psychiatry dan dipresentasikan pada pertemuan tahunan Pediatric Academic Societies, San Diego, ini termasuk baru. "Ini termasuk baru. Mereka menjumpai bahwa bullying merupakan sumber masalah kesehatan mental yang lebih besar dibandingkan penganiayaan," ujar Catherine Bradshaw, deputi direktur dari Johns Hopkins Center for the Prevention of Youth Violence, Baltimore. 

Dengan hubungan ini, lanjut Bradshaw, orangtua yang anaknya menghadapi masalah perilaku di sekolah sebaiknya mencari tahu guna memastikan bahwa bullying bukan menjadi faktor penyebabnya. Pada kesempatan yang sama, petugas sekolah yang menjumpai adanya bullying juga perlu mencari informasi apakah anak mengalami masalah di rumah atau tidak. 

Mengajarkan komunikasi yang baik dan kemampuan menyelesaikan konflik pada anak sebelum mereka mencapai usia sekolah juga penting untuk tindakan pencegahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com