Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/05/2015, 09:00 WIB

TANYA:
 
Dok, saya mau nanya tadi di sekolah saya bersama teman-teman melakukan istigosah. Teman-teman saya menangis saat merenungkan perjuangan orang tua, yang saya mau tanyakan kenapa saya tidak bisa menangis di kala orang lain menangis?
 
Hasna (14), Bandung

JAWAB:

Hasna yang baik.
Menangis adalah salah satu ekspresi emosi yang diungkapkan dalam perilaku menangis. Orang bisa menangis karena bahagia, haru dan sedih. Ungkapan ekspresi dalam bentuk menangis juga berbeda untuk setiap orang.

Beberapa orang ada yang perlu usaha keras untuk menangis sedangkan yang lainnya sangat mudah menitikkan air mata hanya dengan melihat sesuatu yang iba atau mengharukan. Pengalaman hidup dan kepribadian seseorang juga sangat mempengaruhi orang dalam mengungkapkan ekspresi menangisnya.

Saat kita masih bayi, sering kali kita menangis untuk segala hal yang membuat kita tidak nyaman. Ingin makan menangis, ingin minum menangis, kencing dan buang air besar menangis, sepertinya menangis adalah usaha bayi untuk menyampaikan tanda kepada sekitar bahwa dia memerlukan bantuan atau tidak nyaman.

Berkembangnya proses pikiran dan bicara manusia akhirnya membuat menangis jadi bukan satu-satunya alat komunikasi. Kita bisa berbicara untuk menyampaikan apa yang kita rasakan tidak nyaman.

Ekspresi menangis juga dikaitkan dengan kepribadian seseorang. Orang yang melankolis mungkin akan lebih mudah menangis jika dipicu oleh situasi mengharukan seperti istigosah yang membicarakan tentang keluarga, ada juga yang biasa saja.

Itu bukan berarti Hasna tidak cinta dan menghargai perjuangan orang tua, tetapi cara Hasna memahami itu mungkin dengan cara belajar lebih baik dan berkeinginan membanggakan mereka. Mungkin dengan mengingat perjuangan orang tua malah Hasna merasa bahagia tanpa harus menangis.

Persepsi memang menjadi intinya. Terkadang ekspresi emosional yang berbeda bukan berarti tidak normal. jadi tidak usah khawatir. Semoga jawaban ini membantu.

Salam Sehat Jiwa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau