Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diproduksi Dalam Negeri, Obat Kanker Jadi Lebih Murah

Kompas.com - 24/05/2015, 10:46 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Harga obat kanker saat ini sudah lebih murah, karena telah diproduksi di dalam negeri oleh PT Kalbe Farma. Sejak tahun 2014, Kalbe resmi mengoperasikan pabrik obat kanker (onkologi) di kawasan Pulogadung, Jakarta.

Direktur PT Kalbe Farma Michael Buyung Nugroho mengungkapkan, saat ini sudah ada 16 jenis obat kanker generik yang diproduksi di pabrik tersebut. Sebanyak 11 obat telah dipasarkan dan lima lainnya sedang menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Jenis obat untuk terapi kanker terus berkembang.  “Kalau diproduksi di sini jadi lebih murah,”kata Michael di sela-sela acara Kalbe Oncology Forum di Jakarta, Sabtu (2/5/2015).

Pasalnya, jika obat diproduksi sendiri, dapat menekan harga obat kanker mencapai 40 persen. Produk obat kanker tersebut  tersedia untuk kemoterapi dan terapi penunjang kemo, serta nutrisi untuk pasien. Obat-obatan tersebut di antaranya, Paxus, Carcan, Carbooplatin, Ciscan, Cipslatin, dan Doxorubicin.

Untuk dapat memproduksi obat kanker secara mandiri, Kalbe melakukan transfer teknologi dengan Samyang Pharmaceutical South Korea.

“Dengan teknologi terkini dan melalui transfer teknologi dari partner berpengalaman dalam memproduksi obat kanker, kapasitas pabrik ini siap memproduksi sekitar 55 juta unit obat kanker jenis tablet dan injeksi per tahun,”terang Direktur Manufaktur PT Kalbe, Pre Agusta.

Produksi obat di dalam negeri,  juga untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) milik pemerintah. Lebih dari itu, produksi di dalam negeri diperlukan untuk memenuhi kebutuhan obat kanker di dalam negeri.

Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak diderita masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Jamkesmas tahun 2012, pengobatan kanker menempati urutan kedua, yaitu menghabiskan Rp 144,7 miliar.

Menurut data BPJS periode Januari-Juni 2014, pengobatan kanker untuk rawat jalan juga menempati urutan kedua dengan biaya Rp 124,7 miliar untuk 88.106 kasus dan rawat inap menempati urutan kelima dengan biaya mencapai Rp 313,1 miliar untuk 56,033 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com