Perbedaan antara stres buruk dan baik, dikatakan sejumlah ahli adalah tergantung cara Anda melihat situasinya. Ini bedanya antara merasa distres (sisi jelek dari stres yang dikenal dengan baik) versus eustres, rasa baik atas stres.
Sebagai contoh, studi tahun 2013 menjumpai orang yang melihat stres sebagai respon alami, mampu menangkis rasa panik dengan lebih baik dan mereka dapat menjalani tugas untuk berbicara di depan publik dengan baik. "Berbicara di depan umum, lanjut Conradt, bisa menjadi hal penuh tekanan bagi banyak orang. Di penelitian ini, dilihat tentang cara Anda menilai situasi dan berpikir tentang arti penuh tekanan."
Sementara itu, menurut Todd Kashdan, profesor psikologi di George Mason University, ada strategi untuk mengubah situasi, seperti berbicara di depan umum yang menjadi ketakutan terbesar di Amerika Serikat, dari ancaman yang mengerikan menjadi tantangan penuh motivasi. Sebagiannya muncul dengan memberikan nama pada emosi Anda.
Ulasan yang dilakukan Kashdan dan koleganya menemukan, orang-orang yang menjelaskan emosi mereka dengan istilah spesifik memiliki kemungkinan risiko lebih rendah untuk kewalahan dalam situasi penuh tekanan. "Kalau saya mengatakan, 'saya sedih' atau 'saya marah' ketimbang 'saya stres', saya bisa mengupayakan bantuan atau menetapkan apa yang akan dilakukan," ujar penulis buku The Upside of your Dark Side.
Stres juga lebih dari sekadar masalah yang harus dihadapi. Ini menjadi pengingat bahwa Anda melakukan sesuatu yang disukai. Seperti yang ditulis dalam bukunya The Upside of Stress, Kelly McGonigal, psikolog di Stanford University mengatakan, Anda tidak akan stres atas sesuatu yang tidak Anda pedulikan. Dan Anda tidak bisa menciptakan kehidupan penuh arti, tanpa mengalami sejumlah stres.
Tanpa stres, terang McGonigal, Anda tidak akan memiliki hubungan jangka panjang maupun pertemanan, pengasuhan akan menjadi tidak mungkin, dan Anda tidak bisa menjadi sosok yang bijak atau kuat.
Oleh karenanya, bertahan dalam situasi penuh tekanan dan mengatasinya dengan efektif akan menjadi berarti. "Pemikirannya adalah, bahwa hal ini dapat menyiapkan Anda lebih fleksibel dalam menghadapi stresor nantinya," imbuh Conradt. Anda pun menjadi lebih kreatif dan bertanggung jawab dengan tekanan yang dialami.