Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/06/2015, 08:00 WIB

KOMPAS.com - Kecerdasan seorang anak memang dipengaruhi oleh faktor genetik. Namun, faktor lingkungan dan pola asuh juga berperan besar. Karena itu sebenarnya kita bisa mempersiapkan tingkat kecerdasan anak sejak dalam kandungan.

Asupan nutrisi ibu hamil sebaiknya perlu dicermati, bahkan sejak mempersiapkan kehamilan. Menurut dr.Ali Sungkar, Sp.OG(K), perkembangan otak terjadi justru di awal kehamilan.

"Pada empat minggu pertama kehamilan, terjadi perkembangan tabung serabut saraf. Karena itu penuhi kebutuhan akan asam folat dan protein sejak awal," katanya dalam acara peluncuran Nestle Dancow Excelnutri+ di Jakarta (30/5/15).

Ia menambahkan, saat lahir perkembangan otak sudah mencapai 50 persen dari potensi maksimalnya. "Kalau sejak awal asupan nutrisinya tidak cukup maka mungkin saat lahir perkembangan otaknya hanya 30 persen sehingga ada penurunan kapasitas otak," ujarnya.

Ditambahkan oleh dokter spesialis anak Sudjatmiko, walau potensi genetik kecerdasan anak rendah, namun jika dipersiapkan sejak awal hasilnya akan lebih baik.

"Ada tiga faktor yang berpengaruh, genetik, nutrisi dan stimulasi atau lingkungan. Meski orangtuanya mungkin tidak terlalu cerdas, tapi jika dua faktor lain diperhatikan anak akan lebih cerdas," kata Sudjatmiko dalam kesempatan yang sama.

Pertumbuhan optimal otak terjadi sejak awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun. Untuk memperoleh kapasitas otak yang optimal, nutrisi harus dipenuhi yakni yang mengandung semua zat gizi untuk anak tumbuh dan berkembang optimal.

"Orang Jepang di tahun 1940-an rata-rata pendek, tapi sekarang mereka sudah tinggi-tinggi. Dibutuhkan sekitar tiga dekade untuk meningkatkan tinggi mereka dengan cara modifikasi makanannya. Bangsa kita kalau mau mengejar bangsa lain juga harus memperhatikan nutrisinya," kata Ali.

Selain itu, orangtua juga harus terus menstimulasi kecerdasan anak. "Berikan kasih sayang pada anak sehingga terjadi bonding. Ini juga penting untuk kecerdasan emosional anak sehingga ia tak mudah rewel," kata Sudjatmiko.

Untuk menggali potensi dalam diri anak, tingkatkan rasa ingin tahu anak dengan mengeksplorasi lingkungan. Membacakan buku atau mengajak anak berdikusi dapat melatih anak untuk mengungkapkan pendapatnya mengenai apa yang sudah dipelajari dan dipahaminya.

"Beri si kecil kepercayaan dan kemandirian agar ia berani bereksplorasi dan belajar mengenal sesuatu yang baru," saran psikolog Ratih Ibrahim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau