Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2015, 09:45 WIB

KOMPAS.com - Setiap hari, umumnya kita kehilangan 50-100 helai rambut dan ini normal. Tapi, ketika rambu semakin menipis, terjadi kebotakan, atau bahkan gumpalan rambut rontok, baik wanita ataupun pria sebaiknya mulai khawatir dengan kondisi ini.

Rambut rontok bukan sekedar masalah kosmetik tak cocok. Para ahli sepakat, meski mungkin disebabkan oleh genetik, rambut rontok juga bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tak seimbang dalam tubuh. Berikut beberapa cara mengetahui penyebab kerontokan rambut dan cara mengatasinya.

1. Cek hormon

Baca juga: Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Muhammadiyah: Hanya Hitungan Bulan, Harus Dikembalikan Lagi

Androgenetic alopecia, juga dikenal sebagai tipe kebotakan pada pria dan wanita, ini adalah tipe kebotakan yang paling umum terjadi. Menurut American Academy of Dermatology, ini terjadi pada 80 juta orang. Dan seringkali ini disebabkan oleh hormon dihidrotestosteron atau DHT.

Menurut Dr. Mark Carney, sebagian orang memang memiliki kecenderungan genetik mengalami gangguan hormon tersebut, tapi tak menutup kemungkinan juga disebaban oleh pola makan, gaya hidup dan lingkungan. Melakukan tes darah dapat mendeteksi kadar hormon dan jalurnya. Kemudian diskusikan dengan dokter untuk membuat perubahan dan menemukan cara alami untuk membatu rambut tumbuh sehat kembali.

2. Temukan penyebab lain

Baca juga: Sekjen Hipmi Sebut Jet Pribadi yang Digunakan Bahlil untuk Mudik Lebaran Dibayar dengan Dana Pribadi

“Perlu dipahami sepenuhnya, bahwa penting menemukan berbagai hal yang mencurigakan yang mungkin menjadi penyebab kerontokan rambut. Karena, rambut takkan tumbuh kembali tanpa lingkungan dan kondisi yang sempurna,” ujar Dr. Shani F. Francis, dokter kulit dan direktur Hair Disorders Center of Excellence di NorthShore University Health System, Evanston, Illinois.

Anemia, resistensi insulin, masalah tiroid, penyakit autoimun seperti alopecia areata, dan stres dapat menyebabkan rambut rontok. Bahkan mungkin menandakan adanya kelainan ginjal dan kurang darah. Ramuan Cina, akupuntur, dan buah-buahan seperti goji beri dapat mengembalikan keseimbangan tubuh.

3. Hentikan penataan rambut berlebih

Baca juga: Benarkah Paracetamol Bisa Sebabkan Kerusakan Hati dan Gagal Ginjal? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Jika Anda terus-menerus memberi “sentuhan” hingga akar rambut atau tak bisa berdamai dengan rambut Anda yang keriting dan “memaksanya” untuk lurus, Anda bisa menyebabkan kerusakan pada rambut. Rambut patah dan rontok lebih cepat dari rambut yang tumbuh, ini akan membuat rambut terlihat menipis.

“Jika Anda tak berhenti melakukan styling pada rambut dan perawatan yang dijalani tak berdampak pada rambut Anda, rambut Anda pasti mengalami kerusakan,” ujar Francis.

 4. Obat-obatan bisa membantu

Baca juga: PSSI Soroti Drawing Liga 4 yang Viral, Erick Thohir: Tidak Profesional dan Harus Diulang

Minoxidil adalah obat perawatan rambut rontok yang telah disetujui oleh Food Drugs Administration (FDA). Gunakan secara rutin untuk mendapat hasil yang efektif. “Ini akan membutuhkan waktu sekitar empat sampai enam bulan untuk melihat hasilnya, bahkan hingga setahun untuk mendapatkan rambut kembali sehat dan tebal,” ungkap Francis.

5. Coba terapi laser untuk rambut

Terapi laser dengan level rendah bisa dilakukan untuk pria dan wanita, etntunya di bawah pengawasan dokter.  “Terapi ini akan merangsang folikel rambut dan memberi energi tambahan untuk sel-sel agar lebih aktif menumbuhkan rambut,” ujar Francis.

Baca juga: Bloomberg: Orang-orang Kaya Indonesia Pindahkan Ratusan Juta Dollar AS ke Luar Negeri

6. Pertimbangkan tranplantasi rambut

Folikel rambut yang menipis sebenarnya masih di kulit kepala, tetapi mereka “tertidur”. Transplantasi bisa dilakukan dengan cara memilih folikel rambut yang aktif dan menanamkannya di area yang tak berproduksi. “Namun, ini bukanlah pilihan pertama untuk pengobatan rambut rontok,” tambah Francis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau