Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2015, 07:35 WIB


KOMPAS.com
- Menurut hasil studi terbaru, minuman manis sebabkan 184.000 kematian di seluruh dunia setiap tahun. Temuan ini, diperkirakan dipresenntasikan pada pertemuan ilmiah 2013 yang merujuk pada kematian akibat diabetes, penyakit jantung dan kanker yang menurut para ilmuwan terkait langsung dengan konsumsi minuman manis, minuman bersoda, minuman buah-buahan, minuman berenergi hingga es teh.


Angka hasil studi menunjukkan bahwa minuman manis dapat menyebabkan banyak kematian setiap tahunnya, seakan sesering flu yang bisa datang kapan saja.

“Ini harus menjadi prioritas global untuk mengurangi atau menghilangkan gula atau pemanis minuman dari daftar makanan,” ujar Dr. Dariush Mozaffarian, penulis senior studi dan dekan Friedman School of Nutrition Science and Policy di Tufts University, Massachusetts.

Ada bukti bahwa minuman manis berkontribusi pada obesitas dan obesitas berkontribusi pada mereka yang berisiko terserang berbagai pennyakit ini. Studi sebelumnya menemukan bahwa obesitas berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan kematian hingga 17 juta orang per tahunnya.

Untuk studi terbaru ini, dipimpin oleh Gitanjali Singh, seorang asisten profesi di Tufts. Para peneliti menemukan adanya kontribusi minuman manis  yang menyebabkan kematian global terkait obesitas. Mereka menghitung bahwa ada 133.000 kematian per tahun yang disebabkan oleh diabetes tipe 2, 45.000 kematian akibat penyakit kardiovaskular, dan 6.450 kematian akibat kanker.

Studi ini berdasarkan analisis statistik kompleks dari kebiasaan makan setiap negata dan penyebab kematian di lebih dari 50 negara. Ditambah dengan informasi tentang ketersediaan gula di pasar dunia. Peneliti mendefinisikan minuman manis termasuk minuman manis dengan gula tebu, gula bit dan sirup jagung tinggi fruktosa.

“Di antara 20 negara dengan kematian tinggi yang disebabkan oleh pemanis, setidaknya delapan berada di Amerika Latin dan Karibia, yang mencerminkan asupan tinggi gula di dunia,” kata Singh.

Di Meksiko, lebih dari 10 persen dari populasinya mengidap diabetes, sekitar 30 persen kematian terjadi pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun, yang disebabkan karena minuman manis, menurut hasil penelitian.

Sebaliknya, di Jepang, di mana teh tanpa gula menjadi minuman paling populer, kematian akibat gula pun tidak menjadi perhatian.

Sedangkan Amerika mengonsumsi 22.2 sendok teh gula tambahan (sama dengan 355 kalori) per hari, rata-rata. Dan minuman manis adalah sumber utama gula, menurut American Heart Association. Gula ditambahakan ke dalam makanan dan minuman untuk menambahkan rasa, tapi tak memberikamn manfaat gizi, hanya kalori, sehingga berkontribusi pada kenaikan berat badan dan risiko penyakit jantung.

Sayangnya, industri minuman tak menyambut baik penemuan ini.

"Penelitian ini tidak menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman manis menyebabkan penyakit kronis dan penulis sendiri mengakui bahwa ini perkiraan efek dari konsumsi minuman bergula," American Beverage Association, sebuah asosiasi perdagangan yang mewakili US non-alkohol industri minuman, mengatakan dalam sebuah pernyataan.


"Hubungan antara minuman manis dengan diabetes terbukti benar adanya. Hanya mereka (industri) yang menyangkalnya, ujar Mozaffarian.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com