Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Penyebab "Salah Bantal", Nyeri Leher Setelah Tidur

Kompas.com - 12/09/2015, 12:40 WIB
KOMPAS.com — Keluhan leher terasa nyeri dan kaku, bahkan bisa menjalar sampai ke bagian bahu, mungkin pernah Anda alami. Orang Jawa menyebut keluhan ini dengan "salah bantal" ataupun "tengeng".

Meski keluhan salah bantal bisa sembuh setelah beberapa hari, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas. Bagaimana tidak, leher akan terasa sakit jika digerakkan. Bahkan, jangkauan gerak pun berkurang karena kita tak bisa menengok ke kanan atau kiri.

Menurut Ade Sri Wahyuni, dokter spesialis rehabilitasi medik, "salah bantal" atau muscle strain terjadi karena posisi tidur yang tidak nyaman.

Penyebab lainnya adalah posisi yang tidak nyaman saat menyetir mobil, posisi leher terlalu maju saat bekerja di depan komputer, ataupun membawa beban terlalu berat pada satu sisi tubuh.

"Penggunaan bantal yang terlalu tinggi juga bisa menyebabkan nyeri leher. Selama tidur kan posisi badan statis cukup lama, jadi keesokan harinya terasa tidak nyaman," katanya dalam acara media edukasi seputar nyeri di Klinik Nyeri & Tulang Belakang Jakarta di Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (11/9/2015).

Nyeri pada leher akibat salah bantal biasanya terjadi karena gangguan pada otot saja. Untuk mencegahnya, Ade menyarankan pentingnya melakukan peregangan secara berkala.

"Kegiatan olahraga ataupun stretching berperan sampai 70 persen dalam menjaga kekuatan otot," ujarnya.

Untuk mengatasi keluhan nyeri leher, lakukan pemanasan untuk melemaskan otot-otot yang tertarik. Selain itu, lakukan peregangan secara teratur.

"Saat tidur, sebaiknya jangan gunakan bantal yang terlalu tinggi. Bantal juga seharusnya jangan hanya menyangga kepala, tetapi juga bagian bahu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com