Salah satu anak yang mengalami pertumbuhan penis tersebut adalah Johnny. Johnny yang kini berusia 24 tahun dulu terlahir tanpa penis dengan nama Felecitia. "Saya ke sekolah pakai rok meskipun saya tidak suka memakainya," kata Johnny.
Sejak awal Johnny mengaku lebih nyaman sebagai laki-laki. Hingga akhirnya penisnya tumbuh saat ia beranjak remaja. Johhny pun merasa hidupnya lebih baik saat ini.
Menurut penelitian lebih lanjut, Johnny ternyata mengalami gangguan genetik yang langka. Secara biologis, Johnny adalah laki-laki. Namun, akibat hilangnya enzim yang disebut 5-reductase, tidak terjadi pertumbuhan penis saat bayi.
Kehilangan enzim tersebut menghambat produksi hormon laki-lakinya. Saat masa pubertas, produksi hormon testoteronnya baru melonjak. Johnny dan beberapa anak lain yang senasib bisa hidup normal sebagai laki-laki meski kelenjar prostatnya lebih kecil.
Para ahli percaya bahwa kondisi langka itu telah terjadi dari generasi ke generasi dan terus terjadi karena desa sangat terpencil dan terisolasi. Di desa tersebut, kondisi langka seperti Johnny sudah dianggap sebagai suatu hal yang biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.