Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Pembayaran Iuran Rendah, BPJS Perluas Jaringan

Kompas.com - 03/10/2015, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Sistem pembayaran BPJS masih banyak masalah. Hal itu menyebabkan masyarakat enggan membayar atau menjadi peserta. Untuk mengatasinya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan memperluas jaringan pembayaran memanfaatkan jaringan non-perbankan.

Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Riduan mengatakan, terdapat tiga masalah besar dalam pembayaran iuran, yakni soal kemampuan dan pemahaman peserta, akses pembayaran, dan kemauan atau niat peserta.

"Terkadang peserta lupa atau kesulitan membayar iuran BPJS. Bahkan, sebagian besar tidak paham mekanisme pembayaran," kata Riduan di sela-sela acara Grand Launching Channel Payment Point Online Bank (PPOB) di Jakarta, Jumat (2/10).

BPJS Kesehatan bekerja sama dengan empat mitra bank, yakni Bank BRI, BNI, Mandiri, dan BTN. Selain itu, BPJS juga menyediakan outlet tradisional yang dapat dilakukan agen-agen yang tersebar luas di masyarakat. Namun, sistem kerja sama tersebut dinilai kurang karena tingkat kesadaran masyarakat untuk membayar iuran masih rendah.

"Pantauan kami kesadaran masyarakat untuk membayar baru 55 persen," kata Riduan.

Tempat pembayaran diperluas

Untuk mempermudah akses masyarakat melakukan pembayaran, BPJS melalui program PPOB menambah kerja sama menggandeng minimarket, seperti Indomaret, Alfamart, dan 7eleven.

Sampai saat ini terdapat 2.489 outlet tradisional, yakni lewat bank mitra, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Mulai September 2015, peserta BPJS juga dapat melakukan pembayaran di 11.400 outlet minimarket di seluruh Indonesia.

Sampai 2015, BPJS memiliki 153 juta peserta dan jumlahnya akan terus bertambah. Saat ini masyarakat bisa mengakses layanan pendaftaran BPJS melalui internet dan mencetak sendiri kartu e-ID BPJS Kesehatan.

"Bagi peserta yang ingin membayar iuran di minimarket, cukup menunjukkan nomor VA kepada kasir," kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris.

Jumat siang, Fahmi Idris dan jajaran melakukan blusukan ke sejumlah minimarket dan agen BPJS di sekitar Jakarta. Mereka memeriksa pelayanan di tempat-tempat tersebut.

Beberapa agen yang baru buka mengatakan belum ada transaksi karena masyarakat sekitar belum banyak mengetahui bahwa bisa membayar iuran di situ.

Menurut Fachmi, pembayaran melalui agen dan minimarket dikenai biaya maksimal Rp 2.500, sedangkan pembayaran di kantor cabang tidak dipungut biaya.

"Kami memberikan pilihan, kalau bayar di kantor cabang gratis, tetapi mungkin peserta harus mengeluarkan biaya transportasi. Daripada keluar ongkos, lebih baik ke agen atau minimarket yang biayanya paling mahal Rp 2.500," ujar Fahmi.

Dalam blusukan, Fahmi bertemu beberapa peserta BPJS yang mengeluhkan pelayanan di rumah sakit. Banyaknya peserta membuat pelayanan jadi kurang maksimal.

"Saya selalu pulang dulu kalau mau periksa di rumah sakit karena tidak tahan mengantre. Mungkin bisa diperbaiki lagi sistem pelayanannya," kata Lusia Ciptoningsih (71), peserta BPJS Kesehatan yang bertemu dengan Fachmi di salah satu minimarket. (B09)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau