Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, Fitria Amalia Umar mengungkapkan, stretch mark memang bisa muncul saat masa pubertas, yaitu ketika perempuan haid dan terjadi perubahan hormonal. Pertumbuhan pada masa pubertas bisa membuat kulit seakan dipaksa untung meregang. Namun, karena kulit kurang elastis, munculah stretch mark atau garis tidak beraturan pada kulit.
"Kalau garukannya itu sebenarnya lebih memperberat stretch mark. Makanya sebenarnya jangan digaruk. Robekan stretch mark menjadi lebih mudah karena ada trauma lokal dari kulit tersebut," jelas Fitri di sela-sela acara peluncuran Bio-Oil 125 ml di Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Stretch mark muncul pada bagian tubuh yang mengalami perkembangan, seperti pinggul, area bokong, dan paha. Selain terjadi pada usia menjelang pubertas, stretch mark juga rentan terjadi pada ibu hamil. Bisa terjadi di daerah ketiak, payudara, hingga belakang lutut. "Kalau elastisitas kulit kurang, gampang terjadi robekan di dalam sehingga bisa terjadi stretch mark," kata Fitria.
Untuk mencegah stretch mark, yaitu dengan menjaga elastisitas kulit. Caranya, dengan menjaga kelembaban kulit, berolahraga, dan cukup nutrisi "Kalau elastisitas kulit kurang, gampang terjadi robekan di dalam sehingga bisa terjadi stretch mark," jelas Fitria.
Fitria mengungkapkan, ada dua jenis stretch mark, yaitu stretch mark alba dan rubra. Alba merupakan stretch mark berwarna putih yang hanya bisa disamarkan, sedangkan rubra berwarna merah muda yang masih bisa dihilangkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.