Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2015, 16:00 WIB
KOMPAS.com - Orang yang tidak menyukai pekerjaannya sering berkeluh kesah bisa "mati gara-gara pekerjaan". Keluhan hiperbolik tersebut ternyata bisa menjadi kenyataan.

Orang yang memiliki stres tinggi dari pekerjaannya beresiko stroke 22 persen lebih tinggi dibandingkan orang yang pekerjaannya rendah stres. Pada pekerja perempuan, perbedaannya bahkan lebih tinggi lagi. Karyawati yang stres tinggi memiliki risiko 33 persen.

Memang tidak dijelaskan kaitan antara stres dari pekerjaan dengan stroke, tapi ada dugaan kondisi tersebut memicu kebiasaan tidak sehat, misalnya pola makan tidak sehat, merokok, dan kurang berolahraga.

Dalam studi yang dilakukan oleh Dr.Dingli Xu dari Southern Medical University di Guangzhou, China, dianalisa 6 penelitian dengan total 138.782 partisipan. Hampir 87 persen yang terkena stroke adalah jenis stroke iskemik, yakni tersumbatnya aliran darah ke otak.

Pekerjaan yang dikategorikan sebagai tinggi stres adalah yang tuntutannya tinggi dan ada tekanan psikologi karena kendalinya rendah. Pekerjaan tersebut biasanya memiliki upah yang rendah dengan benefit yang sedikit.

Meski begitu, sebenarnya kita bisa menurunkan risiko terjadinya stroke, apa pun jenis pekerjaan Anda. Misalnya dengan berhenti merokok, pola makan sehat dan seimbang, olahraga teratur, dan melakukan rileksasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com