Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Percaya Iklan Produk Penghilang "Stretchmark"

Kompas.com - 20/11/2015, 16:51 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com — Para ibu yang membeli krim untuk menyingkirkan stretchmark bisa dikatakan hanya membuang-buang uang mereka, begitulah pendapat para ilmuwan baru-baru ini. Pasalnya, bila dikaitkan dengan ilmu pengetahuan, tidak ada produk di pasar yang mampu memperbaiki serat kulit yang rusak saat melahirkan.

Hampir 90 persen wanita yang telah menjadi ibu mengalami stretchmark di perut mereka yang disebabkan oleh merenggang atau robeknya lapisan dalam kulit pada saat hamil.

Ibu dengan kelebihan berat badan atau memiliki anak kembar lebih mungkin untuk mendapatkan stretchmark, meskipun beberapa ibu ada juga yang tetap memiliki kulit perut yang mulus setelah beberapa kali melahirkan.

Profesor Frank Wang dari Michigan University di Amerika Serikat menyarankan para wanita untuk tidak percaya pada iklan krim dan salep yang menjanjikan bisa mencegah atau mengurangi stretchmark.

Para ahli dermatologi sendiri masih belajar tentang faktor apa saja yang bisa menyebabkan stretchmark selain peregangan kulit.

Wang mengatakan, “Sebagian besar produk yang ada tidak didasarkan pada penelitian ilmiah yang kuat. Sangat sedikit sekali, bahkan tidak ada produk yang mampu mencegah atau memperbaiki stretchmark.”

Dalam studi pertama yang telah diterbitkan dalam British Journal of Dermatology, Wang dan rekan-rekan peneliti telah menyelidiki apa saja yang bisa menyebabkan stretchmark pada tingkat molekuler.

Profesor Wang telah menghabiskan lebih dari delapan tahun meneliti garis stretchmark yang juga dikenal sebagai striae gravidarum yang belum banyak diteliti.

Dia mengatakan, “Stretchmark mungkin saja timbul akibat senyawa stres yang dialami oleh para ibu baru, penting untuk belajar lebih banyak tentang stretchmark itu sendiri.”

Garis berbentuk lesi yang juga dikenal sebagai striae gravidarum terjadi pada 50 sampai 90 persen wanita. Ada yang lebih berisiko mengalaminya ketimbang yang lain. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor, seperti sejarah keluarga, berat badan selama hamil, kehamilan bayi kembar, dan faktor lainnya seperti obesitas.

Setelah menganalisis sampel kulit dari 27 wanita hamil yang menunjukkan tanda peregangan atau stretchmark, ditemukan bahwa jaringan serat elastis di lapisan bawah kulit yang menciptakan sel-sel baru telah rusak secara permanen. Setelah jaringan rusak, yang terjadi ialah kulit tak akan bisa kembali seperti sebelumnya.

Profesor Wang mengatakan, "Mungkin akan lebih baik untuk menjaga kulit agar serat elastisnya tidak mudah rusak ketimbang mencoba memperbaikinya.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com