Penurunan kadar testosteron atau disebut dengan hipogonadisme merupakan penyebab terbesar libido rendah. Gejala lainnya adalah disfungsi ereksi atau ereksi tidak terlalu kuat, kelelahan, dan penambahan lingkar pinggang.
"Banyak pria yang tidak bergairah dengan pasangannya lalu mencari wanita lain. Mungkin dengan yang baru gairahnya meningkat lagi, tapi setelah beberapa lama pasti libidonya turun lagi. Orang tidak menyadari masalah sebenarnya adalah gangguan kesehatan," kata dr.Nugroho Setiawan, spesialis andrologi.
Nugroho menambahkan, banyak juga pria yang mengambil jalan pintas dengan mengonsumsi obat kuat atau disfungsi ereksi.
Penurunan kadar testosteron memang sering tidak disadari karena prosesnya berjalan perlahan. "Beda dengan wanita yang penurunan hormon estrogennya drastis, yakni menopause," katanya.
Penurunan libido dan disfungsi ereksi tentu bisa menyebabkan gangguan kecemasan, stres, bahkan masalah dengan pasangan.
"Pria akan merasa insecure tentang diri sendiri, merasa tidak kompeten sebagai pria, dan juga cemas," kata psikolog Tara de Thouars.
Diagnosis hipogonadisme ditegakkan berdasarkan pada gejala dan hasil tes darah yang mengukur kadar testosteron.
Menurut Nugroho, pengobatannya didasarkan pada penyebabnya. "Untuk terapinya, penyebabnya harus diobati, walau sambil jalan boleh diberikan terapi testosteron," katanya.
Terapi penggantian testosteron yang diberikan melalui suntikan, gel, atau plester, cukup efektif untuk memulihkan kadar testosteron normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.