Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2016, 12:00 WIB
KOMPAS.com - Memiliki berat badan normal tidak cukup lagi untuk sehat. Walau kita tidak termasuk dalam kelompok kegemukan, tapi memiliki lingkar perut besar justru bisa lebih berbahaya.

Banyak orang, termasuk dokter, fokus pada berat badan sebagai indikator kesehatan. Namun, berat badan juga harus dihitung proporsional dengan tinggi badan.

Menurut penelitian-penelitian terbaru, pengukuran lingkar perut lebih akurat untuk mengetahui risiko penyakit.

Lingkar perut yang ideal untuk pria tak lebih dari 90 cm, sementara untuk wanita kurang dari 80 cm.

Menurut riset terhadap lebih dari 650.000 orang, diketahui risiko penyakit meningkat secara konsisten untuk setiap penambahan lingkar perut sebanyak 5 cm.

Bahkan orang dengan berat badan (indeks massa tubuh) normal tapi lingkar perutnya besar tetap beresiko tinggi terkena penyakit.

Distribusi lemak

Secara umum ada dua jenis distribusi lemak. Sebagian orang (biasanya wanita) memiliki lemak di sekitar paha dan bokong, namun bagian atas tubuhnya termasuk langsing. Ini adalah tipe tubuh pir.

Sementara itu, orang yang memiliki tipe tubuh apel, membawa lemak mereka di sekitar perut dan biasanya bagian pahanya tidak besar. Bentuk tubuh seperti ini umum dimiliki para pria atau sering disebut juga dengan "perut bir".

Walau setiap kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, tetapi "perut bir" sangat terkait dengan sindrom metabolik.

Sindrom metabolik merupakan kondisi di mana tingkat tekanan darah, gula darah, serta lemak darah (kolesterol), tinggi. Akibatnya mereka rentan mengalami penyakit perlemakan hati dan penyakit jantung.

Dalam kondisi tersebut, lemak bukan cuma ditemukan di bawah kulit tapi juga di dalam bagian tubuh, yakni menyelimuti organ vital. Nah, kondisi ini paling berbahaya.

Belum jelas mengapa lemak menumpuk di berbagai area tubuh, tapi hormon stres kortisol diketahui meningkatkan risiko deposit lemak di perut.

Mengendalikan stres bersama dengan rutin latihan aerobik terbukti efektif untuk menurunkan risiko obesitas sentral dan lemak liver.

Baca juga: Tak Mau Perut Gendut, Kurangi Makanan Manis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com