Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Nyamuk Aedes Aegypti Menularkan Demam Berdarah

Kompas.com - 05/02/2016, 20:45 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Berbeda dengan nyamuk jenis lain yang lebih banyak berkeliaran pada malam hari, nyamuk aedes aegypti lebih suka berkeliaran di siang hari, selama kurang lebih dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam. 

Nyamuk aedes aegypti jantan hanya makan dari buah. Sedangkan nyamuk betinanya, selain makan dari buah, juga mengisap darah untuk perkembangan telurnya. 

Virus dengue yang menjadi penyebab demam berdarah berada di dalam kelenjar ludah nyamuk. Ketika nyamuk betina mengisap darah, dia menyuntikkan air liur ke dalam luka gigitan. Di sinilah kemudian berpindah tempat, dari air liur nyamuk ke dalam tubuh kita.

Nyamuk ini mendapat virus setelah dia menggigit korbannya yang sudah terinfeksi virus dengue. Kemudian dia menggigit orang lain dan terjadilah penularan.

Setelah inkubasi virus selama delapan sampai sepuluh hari, nyamuk yang terinfeksi mampu menjadi pembawa virus selama sisa hidupnya.

Masih belum diketahui apakah nyamuk yang membawa virus dengue, juga dapat menularkan virusnya ke anak-anak mereka dengan transovarial atau transmisi telur.

Manusia yang terinfeksi virus dengue adalah pembawa dan pengganda virus yang utama. Virus beredar dalam darah manusia yang terinfeksi selama dua sampai tujuh hari, kira-kira sama lamanya dengan jangka waktu demam yang penderita DBD alami. 

Nyamuk aedes yang tidak atau belum terinfeksi, kemudian menggigit manusia yang terinfeksi, di sinilah kemudian Si Nyamuk ikut terinfeksi dan dapat menularkan virus ke manusia lain.

Di Asia Tenggara dan Afrika, siklus penularan juga melibatkan primata hutan yang bertindak sebagai reservoir virus.

Nyamuk Aedes lebih suka berkembang biak di genangan atau wadah berisi air, biasanya dekat dengan tempat tinggal manusia. Meskipun paling aktif pada siang hari, nyamuk Aedes aegypti akan makan sepanjang hari saat berada di dalam ruangan dan saat cuaca sedang mendung.

Penularan virus dengue berikut dua pola umum: epidemi dan hiperendemis dengue

Transmisi epidemi dengue terjadi ketika virus dengue masuk suatu daerah sebagai peristiwa yang terisolasi dan melibatkan strain virus tunggal.

Jika jumlah vektor dan manusia (anak dan dewasa) cukup, transmisi ledakan dapat terjadi, dengan kejadian infeksi sebesar 25-50%.

Upaya pengontrolan, perubahan cuaca, dan kekebalan kawanan berkontribusi pada pengendalian epidemi ini.

Pola arus transmisi ditemukan di beberapa bagian Afrika, Amerika Selatan, Asia, dan negara-negara kecil berbentuk kepulauan.

Transmisi hiperendemis ditandai dengan sirkulasi terus-menerus dari beberapa serotipe virus di daerah di mana sumber makanan, tempat tinggal, dan tempat berkembang biak, selalu tersedia. Ini adalah pola dominan penularan global.

Dalam populasi ini, prevalensi antibodi manusianya akan meningkat sejalan dengan usia dan kebanyakan orang dewasa menjadi kebal.

Tansmisi hiperendemis tampaknya menjadi risiko utama Demam Berdarah Dengue (DBD). Wisatawan yang masuk ke daerah hiperendemis lebih mungkin terinfeksi daripada wisatawan ke daerah-daerah yang mengalami hanya transmisi epidemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau