Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mudah Membedakan Sakit Punggung dan Sakit Ginjal

Kompas.com - 09/04/2016, 13:00 WIB

KOMPAS.com - Pada umumnya, masyarakat Indonesia memang masih  dengan mudah menganggap sakit pinggang disebabkan oleh sakit ginjal. Dari segi gejala dan intensitas nyeri agak sulit membedakan bahwa sakit pinggang yang diderita memang benar sakit pinggang, atau karena ginjal.

Perlu diketahui bahwa sakit pinggang bisa terjadi karena banyak faktor seperti masalah otot, tulang, atau syaraf. Namun, jika sakit pinggang yang disebabkan oleh ginjal maka ia tidak akan berubah atau hilang intensitas nyerinya karena perubahan posisi. Contoh kasusnya, apabila pasien merasa nyeri pada pinggangnya itu berkurang pada saat ia duduk atau terbaring, kemungkinan itu hanyalah sakit pinggang.

Menurut Dr. dr. Nur Rasyid, Sp. U, Dokter  Spesialis Urologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, rasa nyeri yang diderita pasien sakit pinggang yang disebabkan oleh ginjal tidak akan berpengaruh jika Ia berubah posisi.

Berbeda halnya apabila pasien yang mengalami nyeri pinggang karena ginjal, jika bagian yang terasa nyeri ditekan atau dipijat maka akan terasa lebih sakit.

Selain dari intensitas nyeri, pasien sakit pinggang karena ginjal akan mengalami demam. Namun, pastikan juga demam bukan terjadi karena infeksi pada otot pinggang. Karena apabila terjadi infeksi pada otot kemungkinan akan menimbulkan demam juga.

Kemudian ketika pasien buang air kecil, warna dari urin akan terlihat lebih keruh hingga yang terparah adalah kemerahan bercampur darah. Untuk penanganan lebih lanjut, sebaiknya dilakukan USG agar ginjal bisa di cek untuk mengetahui apakah normal atau ada kelainan misal melebar karena tersumbat hingga bengkak.

Namun, USG sifatnya hanya untuk mengetahui apakah anda gangguan atau tidak pada ginjal, apabila untuk masalah fungsi ginjal, maka itu akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.

Supaya ginjal tetap berfungsi dengan baik dan sehat, maka tindakan preventif paling sederhana adalah minum air yang cukup. Kemudian kurangi konsumsi gula dan garam, banyaklah bergerak minimal jalan kaki, dan rutin berolahraga.

(Artikel ini juga terdapat dalam Majalah Intisari edisi April 2016)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com