Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2016, 08:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber HEALTHDAY

KOMPAS.com - Anak-anak membutuhkan lingkungan yang aman, bebas dari kekerasan, dan orangtua yang mencintai mereka. Sayangnya, bagi sebagian anak rumah mereka jauh dari kata aman.

Setiap tahun, ribuan anak terpapar kekerasan dalam rumah tangga. Bukan hanya dilanda ketakutan, dampak dari kekerasan itu akan menetap selamanya.

Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh cinta, akan tumbuh menjadi anak yang tangguh dan bahagia. Sebaliknya dengan anak yang orangtuanya sering bertengkar atau mengalami kekerasan.

Konflik yang terus menerus terjadi di dalam rumah tangga bisa membuat anak mengalami trauma, bahkan walau anak tersebut tidak mengalami kekerasan.

Hal itu juga dibuktikan dalam penelitian terhadap 22.500 orang dewasa di Kanada. Terbukti, 17 persen orang yang di masa kecilnya menyaksikan kekerasan domestik orangtuanya memiliki niat untuk bunuh diri. Sementara pada orang yang masa kecilnya bahagia, hanya 2 persen yang punya niat serupa.

"Suasana rumah yang ribut dan tidak tenang berdampak jangka panjang," kata Fuller-Thomson, peneliti, seperti dikutip dari HealthDay.

Konflik dalam keluarga memang hal yang normal, tetapi jika ketegangan antara orangtua terus menerus terjadi, bahkan melibatkan kekerasan dalam rumah tangga, anak bisa mengalami trauma yang dibawa hingga dewasa.

Bukan hanya itu, penelitian yang dilakukan oleh Unicef menunjukkan anak-anak yang jadi korban kekerasan sekitar 40 persennya memiliki keluarga yang juga melakukan kekerasan.

Anak-anak yang sejak usia dini sudah terpapar kekerasan di rumahnya akan mengalami stres emosional. Hal itu tentu berpengaruh pada perkembangan otaknya.

Anak juga rentan mengalami gangguan perilaku, misalnya sulit tidur, rewel, takut sendirian, serta gangguan kemampuan bicara. Semakin besar, anak juga akan kesulitan konsentrasi dan fokus. Mereka cenderung memiliki hasil yang buruk dalam pendidikan di sekolahnya.

Memang tidak semua anak akan terperangkap menjadi korban atau pelaku kekerasan nantinya. Banyak anak yang berhasil bangkit dan tumbuh menjadi orang dewasa dengan kondisi mental yang sehat.

Dukungan dari orang di sekitarnya berperan penting. Mereka butuh orang dewasa yang bisa dipercaya untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatasi traumanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com