Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2016, 13:15 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Membahas tentang manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi lebih banyak seputar kesehatan, padahal menyusui juga menghemat banyak pengeluaran rumah tangga.

Penghematan itu bukan hanya orangtua tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula, tetapi juga karena anak tumbuh dengan sehat dan jarang sakit.

Associate Director Community-based Health and Nutrition Project to Reduce Stunting, MCA -Indonesia, Iing Mursalin mengungkapkan, tidak menyusui dikaitkan dengan kerugian ekonomi sekitar 302 miliar dollar AS per tahun atau 0,49 persen dari pendapatan nasional bruto dunia.

Kerugian upah senilai 1,34 miliar per tahun juga bisa dicegah dengan meningkatkan pemberian ASI dan kemampuan belajar anak.

Indonesia sendiri dapat menghemat Rp 256,5 juta dari pengeluaran sistem kesehatan setiap tahun dengan menghilangkan kejadian diare dan pneumonia. Kedua penyakit tersebut salah satunya disebabkan oleh pemberian ASI yang tidak optimal.

"Sebanyak 14 persen pendapatan bulanan bisa diselamatkan oleh keluarga Indonesia dengan tidak harus membeli susu formula," kata Iing dalam diskusi memeringati Pekan ASI Sedunia di @America, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Iing mengatakan, pemberian ASI yang tidak optimal dapat menumbuhkan anak yang stunting atau tinggi badan tidak optimal akibat kurang gizi. Perkembangan otaknya pun tidak optimal sehingga kecerdasan menurun.

"Anak yang tidak stunting akan lebih produktif dibanding anak stunting," jelas Iing.

Mereka juga lebih rentan terkena penyakit seperti obesitas yang bisa berkembang menjadi penyakit jantung dan diabetes. Hal ini berkaitan dengan ASI dapat memenuhi kebutuhan gizi anak dan meningkatkan daya tahan tubuhnya.

Dengan begitu, anak ASI terlindungi dari risiko infeksi penyakit. Orangtua tak perlu banyak mengeluarkan uang untuk biaya berobat anak yang sakit. Ibu yang bekerja juga tak perlu sering mengambil cuti karena harus mengurus anak yang sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com