Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2016, 12:14 WIB

KOMPAS.com - Sudah mencoba berbagai obat dan perawatan kulit tapi jerawat tetap sulit diberantas? Jerawat yang selalu muncul kembali tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kelebihan hormon androgen. Atasi dengan konsumsi pil kontrasepsi.

Pil kontrasepsi atau pil KB selama ini memang dikenal sebagai pencegah kehamilan. Tetapi, pil kontrasepsi kombinasi yang memiliki sifat anti-androgen, sangat efektif untuk terapi jerawat dan pengaturan kelenjar minyak pada wanita.

"Jerawat yang sudah resisten dengan terapi pengobatan standar sehingga selalu muncul kembali dan kelenjar minyak di kulit sulit terkendali, biasanya karena hiperandrogen," kata dr.Suksmagita Pratidina, Sp.KK, dalam acara temu media yang diadakan oleh Bayer Indonesia di Jakarta (31/8/16).

Menurut dokter yang diakrab disapa dr.Gita itu, dalam tubuh perempuan hanya terdapat satu persen androgen bebas. Jika kadar hormon ini meningkat, salah satu dampak yang jelas adalah produksi kelenjar minyak terlalu aktif sehingga memicu jerawat.

"Produksi minyak yang berlebih itu akan menutup folikel yang terbuka. Keadaan ini dapat menyebabkan peradangan pada jerawat. Dalam kondisi ini pengelolaannya tidak cukup hanya dengan rajin membersihkan muka atau ganti kosmetik. Harus diatasi penyebabnya," ujar dokter yang berpraktik di Erha Klinik Jakarta ini.

Selain memicu jerawat, kelebihan hormon androgen juga menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh wanita, antara lain obesitas, haid tidak teratur, atau tumbuh bulu berlebihan di wajah dan tubuh.

"Hiperandrogen yang memicu jerawat juga ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur," kata Dr.Budi Wiweko, Sp.OG(K).

Pil kontrasepsi antiandrogen bertujuan untuk menekan produksi minyak yang berlebihan sekaligus memperbaiki siklus hormonal. Pemberian kontrasepsi ini dilakukan sekitar 3-6 bulan.

"Kalau diminum beberapa minggu memang perubahan sudah ada, tapi yang kita mau hasil akhirnya dan biasanya baru terlihat dalam 1-3 bulan. Kalau jerawat sudah berkurang, kita lihat kalau faktor risiko jerawatnya sudah berkurang baru kita kurangi perlahan-lahan," kata Gita.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com