Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2016, 11:26 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber Foxnews

KOMPAS.com - Dilahirkan saat usianya baru 26 minggu kehamilan, bayi Emilia hanya memiliki berat 8 ons. Para ahli mengatakan ia adalah bayi prematur terkecil di dunia.

Emilia terpaksa dilahirkan karena ada gangguan pada plasenta ibunya sehingga tidak bisa mengirimkan nutrisi. Bila tak segera dilahirkan Emilia beresiko meninggal karena tidak mendapat makanan yang dibutuhkan dalam kandungan.

Janin berusia 26 minggu pada umumnya memiliki bobot 21 ons, tapi karena gangguan plasenta itu berat Emilia sangat rendah.

Dr.Sven Schiermeier yang menangani memutuskan untuk melakukan operasi caesar segara. Emilia lahir di rumah sakit kota Witten, Jerman.

"Bahkan bayi yang lahir dengan bobot 14 ons jarang yang bertahan hidup. Kami berterima kasih karena Emilia karena ia terus bertahan. Ia adalah pejuang kecil," katanya kepada Central European News (CEN).

Orangtua Emilia, Lukas dan Sabine mengatakan bahwa tak ada keraguan bahwa mereka akan mengupayakan yang terbaik untuk bayinya, bahkan bila tingkat peluang hidup Emilia sangat rendah.

Karena dilahirkan prematur, Emilia memiliki risiko lebih besar mengalami hiperaktif dan gangguan belajar. Walau begitu, sejauh ini menurut dokter tidak ada tanda gangguan serius.

Bayi mungil itu mendapat makanan dari selang kecil dan dokter menggunakan kapas yang direndam dalam air gula untuk menenangkan dan mengurangi rasa nyerinya. Saat berat badannya mencapai 12 ons, dokter melakukan operasi perut.

"Ada hari-hari yang sulit dan banyak air mata, tetapi sangat jelas ia ingin bertahan hidup," kata sang ibu, Sabine.

Kini di usia menginjak 9 bulan, berat Emilia bertambah lagi menjadi 106 ons dan tampak semakin kuat.

Menurut CEN, rekor bayi prematur terkecil sebelumnya adalah Rumaisa Rahman yang dilahirkan di usia kehamilan 25 minggu dan berbobot 8,6 ons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com