Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Pertama yang Lahir dari Teknik "Tiga Orangtua" Biologis

Kompas.com - 28/09/2016, 19:00 WIB

KOMPAS.com - Seorang bayi lazimnya memiliki DNA dari ayah dan ibu kandungnya. Meski begitu, seorang bayi yang berasal dari tiga orangtua "biologis" berhasil dilahirkan dengan selamat. Kini, bayi tersebut sudah berusia 5 bulan.

Ini adalah bayi pertama di dunia yang lahir dengan teknik fertilitas dari tiga orang. Bayi laki-laki tersebut memiliki DNA kedua orangtua kandungnya dan sedikit bagian dari kode genetik yang berasal dari donor.

Dipilihnya teknik yang radikal itu bukan tanpa alasan. Ibu bayi tersebut diketahui membawa kelainan genetik pada mitokondria dan bisa menurunkannya ke anak-anaknya. Diharapkan, bayi itu lahir sehat dan bebas dari penyakit genetik yang berasal dari sang ibu.

Mitokondria adalah struktur kecil di dalam hampir setiap sel dalam tubuh yang mengubah makanan menjadi energi yang bisa dipakai tubuh.

Dalam kasus yang ditemukan dalam keluarga dari Jordania itu, kelainan genetik tersebut dinamakan Sindrom Leigh yang dapat menyebabkan efek fatal pada janin. Ini merupakan kelainan saraf berat dan gejalanya muncul pada setahun pertama usia bayi.

Keluarga tersebut sudah mengalami empat keguguran dan dua kematian bayi, satu berusia 8 bulan dan 6 tahun. Bayi yang terlahir dengan sindrom ini pada umumnya berusia tidak lebih dari 3 tahun.

Mutasi pada 75 gen berbeda merupakan penyebab terjadinya Sindrom Leigh. Kebanyakan mutasi terjadi pada DNA dari nukleus, tetapi satu dari lima kasus terjadi pada mitokondrial DNA.

Para ilmuwan fertilitas telah merancang beberapa metode kesuburan untuk membantu keluarga-keluarga dengan masalah serupa.

Tim dokter dari Amerika Serikat yang menangani kasus ini harus terbang ke Meksiko untuk melakukan prosedur teknik fertilitas tiga orang ini karena hukum di negeri Paman Sam ini masih melarangnya.

Mereka menggunakan metode untuk mengambil semua DNA vital dari sel telur ibu dan mitokondria sehat yang berasal dari donor sel telur untuk menciptakan sel telur baru yang lebih sehat dan bisa dibuahi sel sperma ayah.

Hasilnya adalah bayi dengan 0,1 persen DNA donor (DNA mitokondria) dan seluruh kode genetik (misalnya warna rambut dan bola mata) dari ayah dan ibunya.

Dr.John Zhang, direktur medis dari New Hope Fertility Centre di New York, menggunakan metode ini untuk menghasilkan lima embrio, tapi hanya satu yang berkembang dengan normal.

Kontroversi

Teknik penggunaan DNA dari tiga orang pada bayi memang sudah dikembangkan sejak tahun 1990-an. Inggris juga sudah memberikan izin untuk para ilmuwan yang ingin memakai metode ini.

Para pakar fertilitas mengatakan teknologi ini harus terus dikembangkan dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian.

"Donasi mitokondria untuk prosedur klinik bukanlah sebuah perlombaan, tetapi tujuan yang ingin dicapai dengan kehati-hatian untuk memastikan keamanan dan reproduktifitas," kata Prof.Alison Murdoch, pendukung metode bayi tabung tiga orangtua dari Inggris.

Sementara itu, pihak yang menentang mengatakan bahwa informasi yang dikeluarkan ke publik hanyalah kasus yang sukses, sementara yang gagal tidak dilaporkan. Metode ini juga dianggap melanggar etika dan tidak bertanggung jawab.

Zhang dan timnya berjanji akan menjawab semua pertanyaan terkait etika dalam pertemuan para ahli di ajang American Society for Reproductive Medicine pada bulan Oktober 2016.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com