Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Peran Keluarga Sembuhkan Masalah Kejiwaan

KOMPAS.com - Gangguan jiwa bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anggota keluarga atau diri kita sendiri.

Sama seperti kesehatan tubuh, menjaga kesehatan mental juga penting agar tidak mengalami gangguan jiwa.

Gangguan jiwa umumnya ditandai beragam gejala. Apabila tidak segera ditangani, aktivitas sehari-hari dapat terganggu.

Faktor penyebab

Pendiri Griya Schizofren, Triana Rahmawati, saat diwawancara Senin (30/12/2019), menjelaskan gangguan kesehatan mental bisa dipicu dari kebiasaan sederhana. 

Beberapa pemicu seseorang bisa mengalami gangguan jiwa antara lain:

  • Berpikir pesimistis
  • Kerap perfeksionis
  • Bersikap obsesif
  • Merasa rendah diri
  • Kurang tidur
  • Malas bergerak
  • Suka memendam amarah

Jika kebiasaan itu tidak segera diperbaiki, bisa jadi seseorang mengalami masalah kesehatan mental.

Sejumlah gangguan jiwa yang mungkin dialami antara lain depresi, bipolar, kecemasan (anxiety), stres pascatrauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), sampai skizofrenia.

Gejala

Menurut Triana, gejala orang yang mengalami masalah kesehatan mental beragam, tergantung jenis gangguan jiwanya. 

Gangguan jiwa saat penderitanya sulit membedakan antara kenyataan dan imajinasi (prikosis) terkadang membuat mereka melakukan hal di luar kewajaran. 

Beberapa gangguan jiwa lainnya ditandai kebiasaan bicara sendiri, berteriak ketakutan, dan menangis tiba-tiba.

Seseorang yang kesehatan mentalnya terganggu juga bisa mengamuk yang sifatnya destruktif.

"Kondisi inilah yang akhirnya kerap dijadikan alasan bagi anggota keluarga atau orang terdekat untuk mengasingkan para penderita gangguan jiwa" jelas dia.

Beberapa keluarga di Indonesia diketahui memilih memasung orang yang mengalami gangguan jiwa karena takut merugikan orang lain.

Kondisi tersebut merugikan orang yang mengalami gangguan jiwa. Karena hak mereka mendapat pengobatan dan terapi terenggut.

Lebih parah lagi, bila ada keluarga yang kesehatan mentalnya terganggu sampai terlantar di jalanan.

Pentingnya pendampingan keluarga

Triana mendorong keluarga memberikan dukungan penuh terhadap anak, orang tua, kerabat, maupun saudara yang mengalami masalah kejiwaan.

Menurut dia, peran keluarga sangat penting untuk mendukung kesembuhan orang yang mengalami gangguan jiwa.

"Keluarga memiliki dua peran utama. Sebagai caregiver (pendamping atau perawat) dan sebagai edukator bagi masyarakat agar tercipta lingkungan yang mendukung proses penyembuhan," katanya.

Menurut Triana, terciptanya lingkungan yang kondusif dapat mendukung proses penyembuhan pengidap gangguan kesehatan mental.

Misalnya, tetangga atau masyarakat dijelaskan untuk tidak meledek. Hal itu dapat meminimalkan risiko orang dengan masalah mental merasa tidak nyaman dan memberontak.

"Saya yakin apabila keluarga mau menerima, memberikan pendampingan dengan baik, dan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat, kondisi orang dengan masalah kejiwaan cepat membaik," tutur Triana. 

Triana menyadari, menjadi caregiver terlebih mendampingi orang dengan gangguan jiwa bukan pekerjaan mudah.

Namun, dia berharap keluarga tetap bersemangat menjalankan tugas tersebut.

Belajar dari pengalamannya mendampingi pengidap ganguan kesehatan mental, dia membagikan beberapa kiat agar keluarga tetap bersemangat menjadi caregiver. Antara lain:

Menciptakan lingkungan yang mendukung

Triana menceritakan pengalamannya yang berkutat dengan aktivitas pendampingan orang yang mengalami gangguan kesehatan mental di Solo, Jawa Tengah.

Perempuan kelahiran Palembang itu, mendirikan Griya Schizofren pada 2012 ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Sejak itu, Triana menjadi pekerja sosial. Bersama rekan-rekannya, dia rutin menemani orang yang mengalami gangguan jiwa di Griya PMI Peduli Solo dan CoHouse miliknya.

Mereka datang bukan hanya memberikan hiburan, tapi juga melakukan terapi hingga pelatihan.

Perempuan yang pernah menerima penghargaan Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia Awards pada 2017 itu ingin mendorong pengidap gangguan jiwa siap kembali ke tengah-tengah masyarakat. 

Setelah selesai menjalani rehabilitasi mental, diharapkan mereka bisa berkarya dan punya kehidupan sosial. 

Dia pun berharap semangatnya juga dimiliki keluarga yang memiliki orang dengan gangguan jiwa. 

https://health.kompas.com/read/2020/01/01/100000168/pentingnya-peran-keluarga-sembuhkan-masalah-kejiwaan

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke