Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Henti Jantung Bisa Lebih Berbahaya dari Serangan Jantung

Melansir American Heart Association, henti jantung adalah kondisi saat jantung tidak berfungsi secara tiba-tiba tanpa peringatan.

Jika serangan jantung biasanya dipicu masalah sirkulasi darah, henti jantung jamak disebabkan masalah kelistrikan pada jantung.

Berikut penjelasan gejala henti jantung, penyebab henti jantung, dan kenapa henti jantung lebih berbahaya dari serangan jantung.

Gejala henti jantung

Melansir News Medical, gejala henti jantung yang utama meliputi:

  • Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba
  • Tidak bernapas
  • Denyut nadi tidak terdeteksi

Sebelum mengalami henti jantung, penderita biasanya juga mengalami beberapa tanda-tanda umum khas penyakit jantung, di antaranya:

Penyebab henti jantung

Henti jantung bisa dipicu banyak faktor potensial. Beberapa penyebab henti jantung di antaranya:

Saat proses pemompaan darah akibat masalah kelistrikan di jantung terganggu, kinerja organ vital lain bisa ikut tersendat.

Begitu jantung bermasalah dan mengalami henti jantung, jantung gagal memasok darah ke otak, paru-paru, dan organ vital lainnya.

Ketika darah tidak dapat mengalir ke seluruh tubuh, organ-organ dalam tubuh mengalami kekurangan oksigen.

Kondisi ini dapat sangat berbahaya bagi otak karena bisa menyebabkan cedera neurologis.

Orang yang mengalami henti jantung akibatnya bisa kehilangan kesadaran dan denyut nadi tidak terdeteksi dalam hitungan detik.

Henti jantung bisa menyebabkan kematian apabila korban tidak mendapat pertolongan medis dalam hitungan menit.

Sementara pada serangan jantung, kebanyakan pasien yang mengalami serangan jantung masih bisa diselamatkan. 

Terdapat sekitar 14 persen serangan jantung yang berakibat fatal. Serangan jantung ini dapat menyebabkan henti jantung dan gagal jantung.

https://health.kompas.com/read/2020/05/05/130100768/henti-jantung-bisa-lebih-berbahaya-dari-serangan-jantung

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke