Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Sifilis: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

KOMPAS.com - Sifilis adalah infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui hubungan seksual.

Penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak menimbulkan rasa sakit, biasanya pada alat kelamin, rektum atau mulut.

Sifilis menyebar dari orang ke orang melalui kulit atau kontak selaput lendir dengan luka ini.

Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tetap berada di tubuh penderita selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali.

Sifilis dini dapat disembuhkan, terkadang dengan suntikan penisilin tunggal.

Tanpa pengobatan, sifilis dapat sangat merusak jantung, otak, atau organ lainnya, dan dapat mengancam jiwa.

Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi yang belum lahir.

Di Indonesia, penyakit sifilis juga kerap disebut sebagai penyakit raja singa.

Tahapan dan gejala sifilis

Melansir Mayo Clinic, sifilis berkembang secara bertahap dan gejalanya bervariasi pada setiap tahapannya.

Tetapi, tahapannya mungkin bisa tumpang tindih dan gejala tidak selalu terjadi dalam urutan yang sama.

Seseorang bisa jadi terinfeksi sifilis dan tidak merasakan gejala apa pun selama bertahun-tahun.

Berikut ini adalah penjelasan tahapan dan gejala sifilis yang dapat diketahui:

1. Sifilis primer

Tanda pertama sipilis adalah luka kecil yang disebut chancre.

Rasa sakit dapat muncul di tempat bakteri masuk ke tubuh.

Sementara kebanyakan orang yang terinfeksi sifilis hanya mengembangkan satu chancre, beberapa orang bisa mengembangkan beberapa chancre.

Chancre biasanya berkembang sekitar tiga minggu setelah terpapar.

Banyak orang yang menderita sifilis tidak memperhatikan chancre karena biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, dan mungkin tersembunyi di dalam vagina atau rektum.

Chancre akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu tiga hingga enam minggu.

2. Sifilis sekunder

Dalam beberapa minggu setelah penyembuhan chancre awal, penderita mungkin giliran mengalami ruam yang dimulai di salah satu bagian tubuh, tetapi pada akhirnya bisa menutupi seluruh tubuh, bahkan sampai telapak tangan dan telapak kaki.

Ruam ini biasanya tidak gatal dan bisa disertai dengan luka seperti kutil di mulut atau area genital.

Pada tahap sifilis ini, beberapa orang juga dapat mengalami sejumlah gejala, seperti:

  • Kerontokan rambut
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Berat badan berkurang

Tanda dan gejala sifilis tersebut bisa hilang dalam beberapa minggu atau berulang kali datang dan pergi selama setahun.

3. Sifilis laten

Jika penderita tidak dirawat karena sifilis, penyakit ini bisa berpindah dari stadium sekunder ke stadium tersembunyi (laten), saat mereka tidak memiliki gejala.

Tahap laten bisa berlangsung bertahun-tahun.

Tanda dan gejala sifilis pada tahap laten mungkin tidak pernah kembali atau penyakit dapat berlanjut ke tahap tersier.

4. Sifilis tersier

Sekitar 15-30 persen orang yang terinfeksi sifilis yang tidak mendapatkan pengobatan akan mengalami komplikasi yang dikenal sebagai sifilis lanjut (tersier).

Pada stadium lanjut, penyakit sifilis antara lain dapat merusak otak, saraf, mata, jantung, pembuluh darah, hati, tulang dan persendian.

Masalah ini dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi asli yang tidak diobati.

Penyebab sifilis

Melansir WebMD, penyebab sifilis adalah bakteri yang disebut Treponema pallidum.

Rute penularan yang paling umum adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual.

Bakteri masuk ke tubuh melalui luka kecil atau lecet di kulit atau selaput lendir.

Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan terkadang pada periode laten awal.

Lebih jarang, sifilis dapat menyebar melalui kontak langsung yang tidak terlindungi dengan lesi aktif (seperti saat berciuman) atau melalui ibu yang terinfeksi ke bayinya selama kehamilan atau persalinan (sifilis kongenital).

Perlu diingat, sifilis tidak dapat ditularkan melalui toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, atau dari gagang pintu, kolam renang maupun bak air panas.

Setelah sembuh, sifilis tidak akan kambuh dengan sendirinya.

Namun, seseorang dapat terinfeksi kembali jika bersentuhan dengan luka sifilis orang lain.

Faktor risiko sifilis

Seseorang memiliki risiko lebih tinggi mengalami sifilis jika: 

Melakukan hubungan seks tanpa kondom

Komplikasi sifilis

Tanpa pengobatan, sifilis dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.

Sifilis juga meningkatkan risiko infeksi HIV dan bagi wanita, dapat menimbulkan masalah selama kehamilan.

Perawatan dapat membantu mencegah kerusakan di masa mendatang, tetapi tidak dapat memperbaiki atau mengembalikan kerusakan yang sudah terjadi.

Berikut ini beberapa kemungkinan komplikasi sifilis yang dapat terjadi:

1. Benjolan kecil atau tumor

Disebut gumma, benjolan ini dapat berkembang di kulit, tulang, hati, atau organ lain pada tahap akhir sifilis.

Gumma biasanya hilang setelah pengobatan dengan antibiotik.

2. Masalah neurologis

Sifilis dapat menyebabkan sejumlah masalah pada sistem saraf, termasuk:

  • Sakit kepala
  • Stroke
  • Meningitis
  • Kehilangan pendengaran
  • Masalah penglihatan, termasuk kebutaan
  • Demensia
  • Hilangnya rasa sakit dan sensasi suhu
  • Disfungsi seksual pada pria (impotensi)
  • Inkontinensia kandung kemih

3. Masalah kardiovaskular

Ini mungkin termasuk pembengkakan (aneurisma) dan radang aorta, yakni arteri utama tubuh dan pembuluh darah lainnya.

Sifilis juga dapat merusak katup jantung.

4. Infeksi HIV

Orang dewasa dengan sifilis menular seksual atau tukak kelamin lainnya diperkirakan memiliki risiko dua hingga lima kali lipat untuk tertular HIV.

Luka sifilis dapat berdarah dengan mudah, memberikan cara mudah bagi HIV untuk memasuki aliran darah selama aktivitas seksual.

5. Komplikasi kehamilan dan persalinan

Jika hamil, wanita dapat menularkan sifilis ke bayi yang belum lahir.

Sifilis kongenital sangat meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, atau kematian bayi baru lahir dalam beberapa hari setelah lahir.

Diagnosis sifilis

Melansir Health Line, Jika Anda mengira Anda atau anak Anda mungkin menderita sifilis, segera saja kunjungi dokter.

Dokter akan mengambil sampel darah untuk menjalankan tes, dan mereka juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Jika ada luka, dokter mungkin mengambil sampel dari luka untuk menentukan apakah ada bakteri sifilis.

Jika dokter menduga bahwa Anda mengalami masalah sistem saraf karena sifilis tersier, Anda mungkin memerlukan lumbar puncture atau spinal tap).

Selama prosedur ini, cairan tulang belakang dikumpulkan sehingga dokter dapat menguji bakteri sifilis.

Jika Anda hamil, dokter mungkin akan melakukan screening pada Anda untuk sifilis karena bakteri dapat berada di tubuh Anda tanpa Anda menyadarinya. Pemeriksaan ini untuk mencegah janin terinfeksi sifilis kongenital.

Sifilis kongenital dapat menyebabkan kerusakan parah pada bayi baru lahir dan bahkan bisa berakibat fatal.

Cara mengobati dan menyembuhkan sipilis

Sifilis primer dan sekunder mudah diobati dengan suntikan penisilin.

Penisilin adalah salah satu antibiotik yang paling banyak digunakan dan biasanya efektif dalam mengobati sifilis.

Orang yang alergi terhadap penisilin kemungkinan akan diobati dengan antibiotik yang berbeda, seperti:

  • Doksisiklin
  • Azitromisin
  • Ceftriaxone

Jika seseorang menderita neurosifilis, mereka mungkin akan mendapatkan penisilin dosis harian secara intravena. Ini sering membutuhkan rawat inap singkat di rumah sakit.

Sayangnya, kerusakan akibat sifilis lanjut tidak dapat diatasi.

Bakteri dapat dimatikan, tetapi pengobatan kemungkinan besar akan berfokus pada mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Selama perawatan, penderita sifilis biasanya akan diminta untuk menghindari kontak seksual sampai semua luka di tubuh sembuh dan dokter memberi tahu bahwa aman untuk melanjutkan seks. 

Jika mereka aktif secara seksual, pasangannya juga harus diperlakukan.

Jangan melanjutkan aktivitas seksual sampai penderita dan pasangannya menyelesaikan perawatan.

Cara mencegah sifilis

Cara terbaik untuk mencegah sifilis adalah dengan melakukan seks aman.

Gunakan kondom selama semua jenis kontak seksual.

Selain itu, mungkin berguna untuk:

https://health.kompas.com/read/2021/01/01/180700868/sifilis--gejala-penyebab-cara-mengobati-dan-cara-mencegah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+