Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Penyebab Kekurangan Oksigen dalam Darah, Bukan Hanya Covid-19

KOMPAS.com – Penyebab kekurangan oksigen dalam darah penting dipastikan untuk menentukan pengobatan paling tepat.

Rendahnya kadar oksigen dalam darah di dunia kesehatan dikenal dengan hipoksemia.

Melansir Mayo Clinic, hipoksemia adalah tanda adanya masalah yang berkaitan dengan pernapasan atau sirkulasi, dan dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti sesak napas.

Seseorang dapat didiagnosis mengalami kekurangan oksigen apabila kadar oksigen darah dari hasil pengukuran analisis gas darah kurang dari 75 mmHg.

Kadar oksigen dalam darah di bawah 60 mmHg menunjukkan kondisi kekurangan oksigen sangat parah dan bianya membutuhkan oksigen tambahan.

Hipoksemia juga dapat diperkirakan dengan mengukur saturasi oksigen darah dengan menggunakan alat pulse oximeter.

Saturasi oksigen normal biasanya antara 95-100 persen untuk kebanyakan orang dewasa yang sehat. Setiap tingkat di bawah ini dianggap berbahaya dan membutuhkan perawatan.

Penyebab kekurangan oksigen dalam darah

Penyebab kekurangan oksigen dalam darah bisa bermacam-macam.

Dilansir dari Very Well Health, nilai kadar oksigen dalam darah Anda tergantung pada beberapa faktor utama.

Ini termasuk:

Pada sebagian besar waktu, hemoglobin mengandung oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Tapi itu mungkin tidak terjadi pada beberapa penyakit yang mengurangi kemampuannya untuk mengikat oksigen.

Setiap sel darah Anda mengandung sekitar 270 juta molekul hemoglobin. Tetapi kondisi apa pun yang membatasi kemampuan tubuh Anda untuk memproduksi sel darah merah dapat mengakibatkan kadar hemoglobin yang rendah.

Gangguan darah, masalah sirkulasi darah, dan masalah paru-paru dapat mencegah tubuh Anda menyerap atau mengangkut oksigen yang cukup. Pada gilirannya, hal itu dapat menurunkan nilai kadar oksigen dalam darah atau tingkat saturasi oksigen Anda.

Beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab kekurangan oksigen dalam darah di antaranya yakni:

  1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yakni sekelompok penyakit paru-paru kronis yang membuat sulit bernapas
  2. Asma, yakni penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan saluran udara menyempit
  3. Pneumotoraks, yakni kolaps sebagian atau total paru-paru
  4. Anemia, yakni kekurangan sel darah merah yang sehat
  5. Penyakit jantung, yakni sekelompok kondisi yang memengaruhi fungsi jantung
  6. Emboli paru, yakni kondisi ketika gumpalan darah menyebabkan penyumbatan di arteri paru-paru
  7. Cacat jantung bawaan, yakni kondisi jantung struktural yang hadir saat lahir
  8. Sleep apnea, yakni gangguan tidur yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti
  9. Covid-19, yakni penyakit akibat infeksi virus corona

Kadar oksigen rendah dalam darah pada umumnya akan menimbulkan sejumlah gejala pada penderitanya, seperti sesak napas, nyeri dada, keringan dingin, batuk-batuk, kebingunan, dan kulit biru.

Tapi, penderita Covid-19 bisa saja mengalami kadar oksigen darah rendah tapi tidak masih terlihat sehat atau tidak memiliki gejala. Kondisi ini disebut dengan happy hypoxia.

Padahal kekurangan oksigen adalah kondisi yang bisa menyebabkan sejumlah bahaya. Pasalnya organ dan jaringan tubuh membutuhkan oksigen agar bisa berfungsi dengan baik.

Dilansir dari Medical News Today, jika kekurangan oksigen tidak mendapatkan penananganan tepat, organ vital di tubuh seperti jantung dan otak bisa rusak. Kondisi ini pun bisa berakibat fatal.

Oleh sebab itu, sangat dianjurkan bagi setiap keluarga di masa pandemi Covid-19 saat ini untuk dapat menyediakan alat pengukur kadar oksigen dalam darah seperti pulse oximeter.

Jika mendapati kadar oksigen dalam darah rendah atau mengalami kodisi yang mengarah pada gejala kekurangan oksigen, sebaiknya siapa saja dapat berkonsultasi dengan dokter.

https://health.kompas.com/read/2021/07/07/100100368/9-penyebab-kekurangan-oksigen-dalam-darah-bukan-hanya-covid-19

Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke