Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Ikut Berperan Picu Bunuh Diri

Kompas.com - 06/01/2011, 15:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus bunuh diri dengan terjun dari mal bertingkat sedang menjadi tren. Setidaknya itu yang terekam di media massa dalam beberapa waktu terakhir. Pemicu bunuh diri bermacam-macam, tetapi kebanyakan adalah kesulitan ekonomi dan masalah rumah tangga.

Menurut dr Surjo Dharmono, dokter spesialis kesehatan jiwa dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), banyaknya kasus bunuh diri di mal merupakan aksi peniruan dari orang-orang yang sedang putus asa.

"Orang yang depresi dan putus asa biasanya berpikiran pendek dan miskin ide. Mereka mudah merekam ide, kemudian jadi terpicu untuk melakukannya," paparnya dalam media edukasi mengenai Mengenali dan Mengelola Stres di Jakarta (6/1/2011).

Ia mengatakan, pemberitaan media massa yang berlebihan mengenai peristiwa bunuh diri cukup berperan dalam menyebarkan "tren" bunuh diri di mal tersebut.

"Untuk melaksanakan bunuh diri sebenarnya tidak mudah. Orang harus memikirkan bagaimana caranya, apa yang terjadi sesudah mati dan sebagainya. Namun, ketika orang yang sedang putus asa ini membaca berita mengenai kasus bunuh diri di mal, mereka jadi punya ide," kata Koordinator Psikiatri Komunitas dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)  ini.

Ia mengatakan, tren bunuh diri dengan meloncat dari gedung tinggi ini biasanya tidak akan bertahan lama dan sangat dipengaruhi lingkungan. "Kalau dulu trennya bunuh diri dengan minum obat serangga, sekarang loncat dari mal. Sementara itu, di daerah lain kebanyakan bunuh diri dengan menggantung diri," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com