Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2017, 16:45 WIB
Lily Turangan,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anda mungkin pernah mendengar bahwa penyakit jantung masuk dalam daftar lima besar pembunuh pria dan wanita. Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan merokok merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung.

Berita bagusnya? Sebagian besar penyakit jantung dapat dicegah dan dikelola melalui diet dan perubahan gaya hidup. Tapi mengetahui apa yang paling penting untuk Anda fokuskan, juga penting.

Apakah diet atau berolahraga? Inilah yang benar-benar penting menurut para ahli untuk menjaga jantung tetap dalam kondisi prima.

1. Kolesterol Bukan Musuh

Bertentangan dengan apa yang telah dengar, kolesterol dalam makanan (dikenal sebagai kolesterol makanan) tidak selalu meningkatkan tingkat kolesterol darah.

Bahkan, studi terbaru menemukan bahwa untuk sebagian besar orang, diet kolesterol memiliki sangat sedikit, jika pun ada, dampaknya pada kadar kolesterol darah.

Rekomendasi untuk membatasi kolesterol makanan dihapus dari USA Dietary Guidelines 2015. Yang benar-benar memengaruhi tingkat kolesterol darah adalah campuran dari lemak dan karbohidrat dalam pola makan Anda, bukan jumlah kolesterol yang Anda makan dari makanan, menurut Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston.

Jadi, telur dan udang bisa kembali pada menu!

2. Lemak Bisa Jadi Teman

Lemak "buruk" atau lemak jenuh dan lemak trans masih perlu dibatasi sebanyak mungkin. Tapi, lemak tak jenuh yang sehat seperti yang ditemukan dalam minyak zaitun dan alpukat, adalah baik untuk kesehatan jantung.

Begitu juga dengan asam lemak Omega-3, yang ditemukan dalam ikan berlemak seperti salmon.

Omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, menurunkan tekanan darah, mengurangi pembekuan darah dan mengurangi risiko stroke dan gagal jantung, menurut Mayo Clinic.

3. Susu Bebas Lemak Masih Jadi Raja

Baru-baru ini, ada informasi yang mendorong orang-orang untuk beralih ke susu full cream. Sekadar meluruskan, ini tidak disarankan oleh ahli gizi.

Alasannya? Lemak dalam susu adalah lemak jenuh yang tidak sehat. Memilih susu bebas atau rendah lemak (satu persen lemak) masih menjadi pilihan yang lebih baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com