Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2021, 13:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Dokter Fiona Tjiputra
Divalidasi oleh:
Dokter Fiona Tjiputra

Dokter di Medical Center Kompas Gramedia

KOMPAS.com - Sembelit merupakan keluhan yang umum dan dapat dialami segala usia.

Sembelit sendiri didefinisikan sebagai kondisi yang terjadi ketika:

  • kotoran atau tinja tidak dapat dikeluarkan secara efektif, yang dapat menyebabkan tinja menjadi keras dan kering.
  • seseorang harus mengejan dengan keras atau kesulitan saat buang air besar, atau
  • jika seseorang buang air besar kurang dari 3 kali seminggu.

Baca juga: 7 Obat Sembelit Alami yang Praktis

Penyebab

Umumnya, sembelit terjadi ketika pergerakan makanan berjalan dengan lambat melalui saluran pencernaan.

Melansir dari Healthline, terdapat beberapa faktor penyebab sembelit, yaitu:

Gejala sembelit penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin gangguan pencernaan ini.

  • Kurang asupan serat
  • Kurang cairan
  • Jarang berolahraga
  • Terlalu lama menghabiskan waktu yang lama untuk duduk atau berbaring
  • Kurang bergerak
  • Stres 
  • Efek samping obat yang sedang dikonsumsi (beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi di antaranya antidepresi, antinyeri, obat tekanan darah tinggi, dan lain-lain)
  • Sering menunda buang air besar (BAB)
  • Perubahan hormon, khususnya saat masa kehamilan
  • Penuaan, penururan kemampuan metabolisme

Selain itu, menurut Mayo Clinic, usia lansia dan jenis kelamin wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena sembelit kronis.

Gejala

Sembelit pada orang dewasa memiliki banyak kemungkinan penyebab dan sangat jarang disebabkan oleh kondisi medis.

Namun, sembelit  dapat menjadi kronis ketika Anda mengalami dua atau lebih gejala selama tiga bulan terakhir.

Baca juga: 4 Cara Alami Cegah Sembelit Pada Ibu Hamil

Merangkum dari NHS dan Mayo Clinic, berikut adalah beberapa gejala yang mungkin Anda rasakan saat menderita sembelit, yaitu:

  • BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu 
  • Ukuran tinja yang sering besar, kering, dan keras
  • Kesakitan saat BAB
  • Sakit perut dan kembung
  • Rasa ada sumbatan saat BAB
  • Merasa tidak tuntas saat BAB
  • Membutuhkan bantuan untuk BAB seperti menekan perut atau menggunakan jari untuk mengeluarkan feses

Komplikasi

Pada umumnya, untuk mengatasi dan mencegah komplikasi, sembelit dapat diatasi dengan mengubah gaya dan pola hidup menjadi lebih sehat.

Melansir NHS, berikut cara mengatasi sembelit yang dapat Anda terapkan di rumah, yaitu:

  • Perbanyak minum air putih dan hindari alkohol
  • Tingkatkan makan makanan tinggi serat seperti gandum, buah, sayuran, atau sereal
  • Jangan tunda saat merasa ingin buang air besar. Untuk mempermudah proses BAB, posisikan lutut lebih tinggi dari pinggul Anda
  • Perbanyak aktivitas dan lakukan olahraga secara teratur
  • Usahakan untuk membiasakan diri BAB secara teratur, terutama setelah makan. Luangkan waktu ketika Anda di kamar mandi, berikan waktu cukup dan jangan terburu-buru untuk buang air besar
  • Konsultasikan dengan apoteker untuk rekomendasi obat pencahar. Namun, obat hanya boleh digunakan untuk jangka waktu yang pendek

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Ketika Sembelit?

Jika perubahan gaya hidup dan bantuan obat pencahar tetap tidak membantu Anda untuk terlepas dari sembelit, maka segera dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Diagnosis

Merangkum dari Mayo Clinic, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes atau prosedur yang diperlukan untuk menemukan penyebab sembelit, seperti:

  • Tes darah
    Mencari kondisi sistemik seperti tiroid yang rendah atau kadar kalsium yang terlalu tinggi
  • Barium Enema X-ray
    Melihat apakah terdapat sumbatan atau kotoran di usus Anda dengan bantuan cairan Barium.
  • Pemeriksaan sigmoidoskopi dan kolonoskopi
    Memeriksa kondisi rektum dan usus besar Anda menggunakan tabung fleksibel yang akan dimasukan melalui anus.
  • Evaluasi fungsi otot
    Mengukur kemampuan koordinasi otot-otot yang digunakan untuk menggerakan usus Anda
  • Evaluasi kecepatan otot
    Mengukur jumlah waktu yang Anda perlukan untuk mendorong tinja di rektum
  • Evaluasi gerak makanan
    Melihat seberapa baik pergerakan makanan melalui usus besar dan mencari tanda-tanda disfungsi pada otot usus Anda

Baca juga: 8 Penyebab Sembelit dan Mual Terjadi Bersamaan

Setelah melakukan diagnosis, maka Anda akan mengetahui penyebab dan cara pengobatan yang paling sesuai.

Perawatan

Tentunya, sembelit kronis tidak cukup dibantu dengan obat pencahar yang dijual di toko atau apotek.

Tatalaksana utama sembelit adalah dengan mengubah pola makan dan gaya hidup yang sedentary  atau malas gerak sehingga mempercepat pergerakan kotoran di usus.

Beberapa hal yang akan direkomendasikan dokter di antaranya:

  • Tingkatkan asupan serat dalam makanan Anda. Perbanyak makan sayur dan buah-buahan. Jika Anda tidak terbiasa mengkonsumsi serat, mulai dengan jumlah sedikit dan tingkatkan jumlahnya setiap hari untuk mencegah usus kaget dan menyebabkan perut terasa kembung.
  • Lakukan olahraga atau aktivitas fisik. Usahakan melakukan aktivitas fisik setiap hari. Hal ini berguna untuk merangsang pergerakan otot di usus anda.
  • Jangan sering menunda jika sudah ada rasa ingin BAB.
  • Penggunaan obat-obatan dan laksatif. Perlu diingat, jangan menggunakan laksatif sendiri, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Penggunaan laksatif tidak disarankan untuk jangka panjang karena dapat menyebabkan usus ketergantungan dan menjadi malas.
  • Tambahkan probiotik dalam makanan Anda. Suatu studi menyatakan penggunaan probiotik dapat membantu menangani sembelit. Probiotik didapatkan dari yogurt, kefir, dan lain-lain.

Jika sembelit masih belum tertangani, dokter akan merekomendasikan fisioterapi untuk melatih otot panggul Anda atau prosedur operasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com