Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2021, 06:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gusi merupakan “rumah” dari gigi yang harus diperhatikan kesehatan dan kebersihannya.

Gusi yang tidak dirawat dengan baik dapat menyebabkan infeksi dan berbagai penyakit yang akan memengaruhi kondisi gigi.

Infeksi yang terjadi pada gusi dapat menyebabkan penyakit gusi, atau yang disebut periodontitis.

Baca juga: 9 Penyakit Penyebab Gusi Sering Berdarah

Periodontitis adalah infeksi gusi serius yang merusak jaringan lunak dan tulang penopang gigi.

Kondisi ini dapat memengaruhi area di sekitar gigi, termasuk tulang dan gusi.

Jika tidak mendapatkan penanganan kondisi ini dapat menghancurkan tulang alveolar atau tulang penopang gigi, bahkan menyebabkan gigi goyang atau tanggal.

Hal ini dapat meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan masalah kesehatan lainnya.

Periodontitis merupakan tahap lanjut dari gingivitis yang tidak diobati atau tidak mendapat perawatan yang benar.

Gingivitis atau radang gusi merupakan bentuk penyakit gusi yang paling ringan akibat infeksi bakteri yang menyebabkan inflamasi atau pembengkakan pada gusi.

Gejala gingivitis cenderung ringan, seperti gusi mengalami kemerahan atau bengkak dan gusi berdarah saat sikat gigi.

Dikarenakan gejalanya cukup ringan, menyebabkan orang sering mengabaikan kondisi ini dan akhirnya berkembang semakin parah menjadi periodontitis.

Gejala

Mengutip Medical News Today, berikut beberapa gejala dari periodontitis:

Baca juga: 5 Penyebab Gusi Berdarah

  • gusi bengkak
  • gusi mudah berdarah saat menyikat gigi atau flossing
  • gusi berwarna merah cerah, merah kehitaman, atau keunguan
  • gusi terasa nyeri dan lembut ketika diraba
  • gusi menyusut sehingga gigi tampak lebih panjang
  • muncul celah di antara gigi
  • keluarnya nanah di antara gigi dan gusi
  • rasa logam di mulut
  • halitosis atau bau mulut
  • gigi goyang atau tanggal
  • terdapat penumpukan plak atau karang gigi pada gigi
  • terasa sakit saat mengunyah
  • perubahan cara menggigit karena kondisi gigi berbeda dari sebelumnya

Penyebab

Normalnya, terdapat ratusan jenis bakteri yang berbeda hidup di dalam rongga mulut manusia tetapi kebanyakan tidak berbahaya.

Namun, jika tidak membersihkan gigi dengan benar setiap harinya maka bakteri dapat terus tumbuh dan menumpuk pada gigi.

Plak merupakan lapisan lengket sebagai bagian dari proses alami yang sebagian besar dibentuk oleh bakteri yang mencoba menempel pada permukaan gigi.

Plak yang tidak dihilangkan akan mengeras menjadi karang gigi atau kalkulus. Untuk menghilangkan karang gigi diperlukan bantuan dokter gigi.

Secara bertahap, plak dan karang gigi akan merusak gigi dan jaringan di sekitarnya. Kondisi ini akan menyebabkan gingivitis atau radang gusi.

Baca juga: Penderita Diabetes Rentan Alami Radang Gusi, Begini Cara Mencegahnya

Radang gusi yang tidak diobati atau tidak mendapat penanganan yang tepat akan menyebabkan terbentuknya kantong periodontal di antara gigi dan gusi.

Kantong periodontal dipenuhi oleh bakteri yang hidup dan berkembang biak, serta melepaskan racun yang menyebabkan infeksi.

Racun-racun bakteri dapat menghancurkan tulang dan jaringan ikat yang menahan gigi sehingga gigi menjadi goyang, bahkan tanggal.

Faktor risiko

Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko periodontitis:

  1. Tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut yang mengakibatkan munculnya plak
  2. Mengalami radang gusi atau gingivitis
  3. Merokok atau mengunyah tembakau
  4. Perubahan hormon, terjadi selama masa pubertas, kehamilan, dan menopause
  5. Penggunaan narkoba, seperti ganja
  6. Berat badan berlebih atau obesitas
  7. Kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi, seperti kekurangan vitamin A, B kompleks, dan vitamin C
  8. Faktor genetik
  9. Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat antihipertensi, obat imunoterapi, dan obat-obatan yang mengurangi air liur
  10. Kondisi yang menyebabkan imunitas menurun, seperti leukemia, HIV/AIDS dan pengobatan kanker
  11. Mengidap penyakit tertentu, seperti diabetes, rheumatoid arthritis dan penyakit Crohn

Diagnosis

Mengutip Mayo Clinic, terdapat beberapa cara yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosis periodontitis dan mengetahui tingkat keparahan, yaitu:

Baca juga: 17 Penyebab Gusi Berdarah dan Cara Mengatasinya

  1. Meninjau riwayat kesehatan, untuk mengetahui faktor apa saja yang berkontribusi pada gejala yang dirasakan pasien
  2. Memeriksa gigi dan mulut secara menyeluruh, untuk mencari penumpukan plak dan karang gigi, serta memeriksa apakah gusi mudah berdarah
  3. Mengukur kedalaman kantong periodontal dengan alat yang disebut periodontal probe
  4. Melakukan rontgen, untuk menilai kondisi tulang rahang dan gigi

Komplikasi

Melansir Healthline, periodontitis yang tidak mendapat penanganan dapat menghancurkan gigi, bahkan tulang rahang sehingga memerlukan pencabutan gigi.

Berikut beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi akibat periodontitis:

  • Abses periodontal yang menyakitkan
  • Pergeseran gigi dapat mengganggu kenyamanan saat makan
  • Meningkatkan risiko penyakit jantung, gangguan pernapasan, dan stroke
  • Penderita periodontitis yang mengidap diabetes mengalami kesulitan untuk mengendalikan gula darahnya
  • Pada wanita menopause, periodontitis dapat meningkatkan risiko kanker payudara
  • Infeksi bakteri akibat periodontitis saat kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan pre-eklampsia

Perawatan

Tujuan utama penanganan periodontitis adalah untuk membersihkan bakteri dari kantong periodontal di sekitar gigi, serta mencegah kerusakan tulang di sekitarnya.

Mengutip Mayo Clinic, terdapat dua metode penanganan periodontitis, yaitu perawatan nonbedah dan perawatan bedah.

Baca juga: Gusi Berdarah Gejala Penyakit Apa?

Perawatan nonbedah, di antaranya adalah:

  1. Scaling
    Untuk menghilangkan karang gigi dan bakteri dari permukaan gigi dan bawah gusi
  2. Root planing
    Untuk mencegah penumpukan karang gigi dan bakteri lebih lanjut dan menghilangkan racun bakteri yang memicu peradangan pada gusi
  3. Antibiotik
    Antibiotik topikal maupun oral dapat membantu mengendalikan infeksi bakteri dan membunuh bakteri penyebab infeksi

Sedangkan perawatan bedah, meliputi:

  1. Operasi Pengurangan Kantong Gusi atau flap surgery
    Dilakukan bagi penderita yang memiliki penumpukan karang gigi pada kantong periodontal yang dalam
  2. Operasi cangkok jaringan lunak
    Untuk mengganti jaringan lunak yang rusak dan menutupi akar gigi yang terbuka
  3. Operasi cangkok tulang
    Dilakukan ketika periodontitis telah menghancurkan tulang di sekitar akar gigi dan membantu mencegah gigi tanggal dengan menahan gigi di tempatnya
  4. Guided tissue regeneration
    Untuk merangsang pertumbuhan tulang baru guna mengganti tulang yang telah dihancurkan oleh bakteri
  5. Tissue-stimulating protein
    Untuk merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan baru yang sehat dengan mengoleskan gel khusus ke akar gigi yang terinfeksi

Pencegahan

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko terkena periodontitis, di antaranya:

Baca juga: Cara Mengempeskan Gusi Bengkak secara Alami

  • Sikat gigi secara rutin dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride
  • Gunakan sikat gigi yang lembut dan gantilah setidaknya setiap tiga bulan sekali
  • Pertimbangkan untuk menggunakan sikat gigi elektrik, yang mungkin lebih efektif menghilangkan plak dan karang gigi
  • Lakukan flossing setidaknya satu kali dalam sehari
  • Gunakan obat kumur untuk membantu mengurangi plak di antara gigi
  • Lakukan perawatan pembersihan gigi dengan dokter gigi secara berkala
  • Lakukan pemeriksaan gigi rutin setiap enam bulan sekali
  • Jangan merokok atau mengunyah tembakau
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com