Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 29/01/2022, 08:02 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

dr. Sapto Adji Hardjosworo, Sp.OT (K)
Divalidasi oleh:
dr. Sapto Adji Hardjosworo, Sp.OT (K)

Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Konsultan Sport Medicine. Mayapada Hospital Jakarta Selatan. www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Tendon achilles merupakan jaringan serat berwarna putih yang menghubungkan tulang tumit dengan otot betis.

Tendon achilles menjadi tendon terbesar dalam tubuh manusia yang berada di bagian belakang pergelangan kaki dan di atas tumit.

Kelenturan dan kekuatan tendon ini membantu manusia untuk menggerakkan kaki, berjalan, berlari, dan melompat.

Memiliki peranan penting bagi manusia dalam menjalankan aktivitasnya, menyebabkan tendon achilles menanggung banyak tekanan.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Kerusakan Tendon?

Tekanan atau peregangan tendon achilles yang berlebihan dapat menyebabkan tendon mengalami cedera.

Cedera tendon achilles merupakan kondisi di mana tendon achilles terlalu tegang atau stres yang menyebabkan tendon meradang, membengkak, dan iritasi.

Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja yang memberikan banyak tekanan pada kaki, misalnya pelari, pemain basket, dan olahragawan lainnya.

Cedera tendon achilles menimbulkan rasa sakit dan kekakuan pada kaki yang menyebabkan penderita sulit menggerakkan kaki dan berjalan.

Maka dari itu, penting untuk segera mendapat penanganan yang tepat agar tidak terjadi nyeri kronis yang menyebabkan penderita tidak dapat berjalan.

Gejala

Melansir Cleveland Clinic, gejala umum dari cedera tendon achilles, meliputi:

Cedera tendon achilles akut

  • Kaki menjadi lemah
  • Pembengkakan di area tendon achilles 
  • Nyeri di sekitar tumit, terutama ketika meregangkan tumit atau berjinjit.

Cedera tendon achilles kronis

  • Nyeri ringan di atas tumit, biasanya muncul setelah berolahraga atau beraktivitas
  • Kaki terasa kaku, biasanya muncul di pagi hari dan membaik setelah beraktivitas
  • Kaki terasa sakit saat menaiki tangga atau berjalan menanjak.

Penggunaan tendon achilles yang berlebihan dapat menyebabkan tendon mengalami robekan. Berikut gejala tendon achilles yang robek (akut):

Baca juga: 11 Fungsi Otot pada Manusia

  1. Sensasi seperti ada yang terputus, seperti suara letupan pada betis saat tendon robek
  2. Nyeri parah pada bagian belakang pergelangan kaki atau tumit sehingga sulit untuk berjalan
  3. Area sekitar tumit mengalami pembengkakan, kemerahan, dan terasa sakit jika disentuh
  4. Area tumit terasa lunak
  5. Tidak dapat menggerakkan jari-jari kaki ke arah atas
  6. Terdapat celah pada kulit belakang tumit tempat ujung tendon terpisah setelah robekan.

Penyebab

Mengutip Cedars-Sinai, cedera tendon achilles disebabkan oleh penggunaan tendon secara berlebihan yang menyebabkan tendon meregang melebihi kemampuannya.

Misalnya pada pemain basket, tendon meregang dan mendapat tekanan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu lama dengan lari loncat dalam intensitas tinggi. Hal ini menyebabkan peradangan kronis.

Peradangan kronis ini kemudian terjadi endapan kapur.

Dalam hal ini, cedera tendon juga disebabkan karena terjadi kerusakan pada pertemuan tendon dengan tulang tumit, misalnya karena terbentuknya taji tumit.

Taji tumit merupakan sebuah tonjolan tulang pada tulang tumit kaki yang disebabkan oleh penumpukan kalsium atau pengapuran pada tulang tumit.

Kondisi ini disebut dengan cedera tendon achilles kronis.

Selain itu, cedera tendon achilles mungkin juga terjadi karena peregangan ekstrem.

Dalam kejutan yang tiba-tiba, cedera ini dapat menimbulkan robekan atau putus pada serat tendon yang menyebabkan kerusakan sebagian atau total pada tendon achilles.

Cedera yang tiba-tiba ini disebut dengan cedera tendon achilles akut.

Kondisi ini dapat dipicu oleh olahraga yang mengharuskan olahragawan mendadak berlari, berhenti berlari, menambah kecepatan lari, atau mengubah arah, seperti:

  • Senam
  • Sepak bola
  • Baseball
  • Softball
  • Basket
  • Voli
  • Bulutangkis.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Nyeri Otot Usai Berolahraga

Faktor risiko

Merangkum Cleveland Clinic dan Mayo Clinic, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami cedera tendon achilles:

  1. Peningkatan durasi aktivitas secara tiba-tiba
  2. Melakukan olahraga yang melibatkan lari, lompat, dan mulai, serta berhenti secara mendadak
  3. Menggunakan alas yang tidak sesuai dengan aktivitas
  4. Menggunakan alas kaki dengan ukuran yang tidak pas
  5. Memiliki kelainan bentuk telapak kaki atau flat feet
  6. Berlari atau berolahraga di permukaan yang tidak rata
  7. Berlari di jalanan yang menanjak
  8. Memiliki otot betis yang kencang
  9. Mengalami bone spur, yaitu pertumbuhan tulang tambahan pada tumit yang menyebabkan gesekan pada tendon sehingga timbul rasa sakit
  10. Tidak melakukan pemanasan sebelum berolahraga
  11. Efek samping penggunaan injeksi steroid atau antibiotik jenis fluoroquinolone
  12. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  13. Berusia 30 hingga 40 tahun
  14. Berjenis kelamin laki-laki

Diagnosis

Dilansir dari OrthoInfo, untuk mendiagnosis cedera tendon achilles dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

Baca juga: 6 Cara Mudah Atasi Nyeri Otot Setelah Olahraga

  1. Anamnesis, tanya jawab yang dilakukan dokter dengan penderita untuk mengetahui gejala yang dirasakan dan sejak kapan nyeri mulai muncul
  2. Pemeriksaan fisik, dokter akan meraba dan menggerakkan kaki secara pelan untuk mengetahui lokasi pembengkakan dan rentang gerak penderita
  3. Rontgen, untuk mengetahui apakah tulang tumit mengalami pengapuran
  4. MRI scan, dapat menunjukkan seberapa parah kerusakan pada tendon

Perawatan

Dirangkum dari OrthoInfo dan Mayo Clinic, penanganan untuk cedera tendon achilles disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan cedera.

Terdapat dua metode penanganan untuk mengatasi cedera tendon achilles, yaitu perawatan nonbedah dan perawatan bedah .

Berikut beberapa perawatan nonbedah untuk mengobati cedera tendon achilles:

  • Mengistirahatkan kaki dengan mengurangi pergerakan pada kaki atau menggunakan kruk
  • Kompres es yang dibungkus handuk pada area tendon yang nyeri
  • Posisikan kaki sedikit lebih tinggi, dapat menggunakan tumpukan bantal untuk menyangga kaki
  • Gunakan perban elastis pada pergelangan kaki untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan
  • Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan naproxen, untuk meredakan nyeri dan mengurangi pembengkakan
  • Lakukan peregangan berikut untuk membantu memperkuat otot betis dan mengurangi tekanan pada tendon achilles:
    1. Berdiri menghadap dinding, angkat lengan, dan tempelkan telapak tangan di dinding
    2. Letakkan kaki kanan ke belakang, kemudian tahan agar kondisi lutut tetap lurus
    3. Kemudian, tekuk lutut kiri ke depan dan tahan agar tumit tetap pada permukaan lantai
    4. Lakukan gerakan mendorong pinggul ke depan dan tahan posisi selama 30 detik sebelum beralih ke kaki lainnya
    5. Ulangi gerakan ini sebanyak 20 kali untuk setiap kaki
  • Fisioterapi, untuk mencegah kekakuan dan membantu mengembalikan rentang gerak
  • Terapi gelombang kejut atau shockwave, impuls gelombang kejut berenergi tinggi dapat merangsang proses penyembuhan pada jaringan tendon yang rusak

Baca juga: 8 Obat Nyeri Otot

Perawatan bedah akan dilakukan jika penanganan nonbedah tidak dapat mengobati cedera atau jika terjadi cedera tendon yang parah.

Prosedur bedah yang dapat dilakukan untuk mengobati cedera tendon achilles adalah resesi gastrocnemius.

Resesi gastrocnemius adalah operasi pemanjangan otot betis atau gastrocnemius sebab otot betis yang mengencang menambah tekanan pada tendon achilles.

Prosedur ini berguna bagi penderita yang masih mengalami kesulitan untuk melenturkan kaku meski telah melakukan peregangan secara konsisten.

Resesi gastrocnemius dapat dilakukan dengan atau tanpa debridement, yaitu pengangkatan jaringan yang rusak.

Pada kasus dimana kerusakan tendon kurang dari 50 persen maka operasi dilakukan untuk mengangkat bagian tendon achilles yang rusak.

Selain mengangkat tendon achilles yang rusak, operasi juga dilakukan untuk mengangkat atau menghilangkan taji tumit.

Sedangkan pada kasus dimana kerusakan tendon lebih dari 50 persen operasi diperlukan untuk mengangkat tendon yang tidak sehat.

Kondisi ini menyebabkan bagian tendon yang tersisa tidak cukup kuat untuk berfungsi sendiri sehingga diperlukan pemindahan tendon achilles.

Dokter akan memindahkan tendon achilles yang berada di ibu jari kaki ke tulang tumit untuk menambah kekuatan pada tendon yang rusak.

Meskipun terdengar mengerikan, ibu jari kaki masih dapat bergerak dan rata-rata penderita tidak mengalami perubahan cara berjalan atau berlari.

Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Otot yang Bisa Terjadi

Setelah menjalani prosedur perawatan untuk mengatasi cedera tendon maka penderita harus melakukan pemulihan yang disebut rehabilitasi.

Rehabilitasi atau fisioterapi dilakukan untuk memperkuat otot kaki dan tendon achilles dan mengembalikan kondisi penderita seperti sebelum mengalami cedera.

Pencegahan

Melansir Cleveland Clinic, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko cedera tendon achilles, yaitu:

  1. Lakukan pemanasan sebelum melakukan olahraga, setidaknya selama 10 menit
  2. Lakukan peregangan secara berkala saat berolahraga
  3. Lakukan variasi gerakan saat berolahraga untuk mencegah tekanan berlebihan pada tendon achilles
  4. Tingkatkan durasi dan intensitas aktivitas secara perlahan, bukan sekaligus
  5. Lakukan olahraga secara rutin dan sesuai dengan kemampuan tubuh untuk menjaga kekuatan dan kelenturan otot
  6. Hindari berlari di jalan yang menanjak atau tidak rata
  7. Gunakan sepatu yang sesuai dengan aktivitas dan ukuran yang pas
  8. Segera hentikan aktivitas jika mengalami nyeri di sekitar tumit
  9. Waspadai risiko antibiotik jenis fluoroquinolone dan lakukan aktivitas atau olahraga secara hati-hati jika mengonsumsi obat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com