Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2021, 08:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hepatitis C adalah penyakit menular yang menyebabkan peradangan atau infeksi pada hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.

Penyebab

Berdasarkan Healthline, virus hepatitis C dapat ditularkan melalui kontak darah dengan seseorang yang terinfeksi atau cara lain seperti:

Baca juga: Memahami Hubungan Hepatitis C dan Diabetes

  • Transplantasi organ atau transfusi darah
  • Berbagi barang pribadi seperti pisau cukur atau sikat gigi
  • Disuntik dengan jarum yang tidak steril
  • Melahirkan, virus dapat menular dari ibu dengan hepatitis C ke bayi
  • Kontak seksual yang melibatkan pertukaran darah dengan penderita hepatitis C
  • Mendapatkan tato atau tindik dengan peralatan tidak steril

Perlu diketahui, hepatitis C tidak dapat ditularkan melalui kontak fisik seperti berbagi makanan dan minuman, berpelukan, ciuman, batuk, atau gigitan nyamuk.

Gejala

Melansir Medical News Today, gejala dari hepatitis C dapat dibedakan berdarkan tingkat keparahannya, yaitu:

Gejala akut

Pada tahap ini, gejala yang muncul akan mirip dengan infeksi virus lainnya.

  • Demam
  • Kelelahan
  • Sakit perut
  • Kehilangan selera makan
  • Mual atau muntah
  • Urine gelap
  • Nyeri sendi
  • Penyakit kuning
  • Kulit dan bagian putih mata menguning

Baca juga: Apakah Penyakit Hepatitis Menular?

Gejala kronis

Tahapan ini dapat terjadi ketika tubuh tidak dapat membersihkan virus.

Pada kebanyakan kasus, hepatitis C kronis tidak menimbulkan gejala apapun atau gejala umum. Kemungkinan Anda akan mengetahuinya dengan melakukan pemeriksaan ke dokter.

Oleh karena itu, segera hubungi dokter Anda jika mengalami gejala atau kecurigaan terpapar virus untuk penanganan yang tepat dan mencegah terjadinya komplikasi lain.

Komplikasi

Dilansir dari Healthline, hepatitis C yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Kerusakan hati
  • Penyakit hati kronis
  • Sirosis, atau jaringan parut hati
  • Gagal hati
  • Kanker Hati

Diagnosis

Mengutip Medical News Today, terdapat jenis-jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kondisi hepatitis B, meliputi:

  • Tes darah sederhana, mencari antibodi hepatitis C dalam darah
  • Tes RNA hepatitis C, mendeteksi virus dalam darah
  • Tes genotipe, mendeteksi jenis virus hepatitis
  • Pemindaian ultrasound, mencari kerusakan hati dan tingkat keparahannya
  • Biopsi hati, pengambilan sampel kecil dari jaringan hati yang dilakukan jika tes lainnya tidak memberikan informasi yang cukup

Baca juga: 7 Jenis Hepatitis yang Perlu Diwaspadai

Perawatan

Pada dasarnya, tidak semua penderita hepatitis C memerlukan pengobatan. Umumnya kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya tergantung dengan sistem kekebalan tubuh yang dimiliki.

Namun, berdasarkan Healthline, perawatan hepatitis C juga dapat dilakukan dengan:

  • Resep obat antivirus
  • Transplantasi hati

Oleh karena itu, diagnosis yang tepat akan membantu dokter menentukan jenis perawatan yang paling efektif untuk Anda.

Pencegahan

Melansir Medical News Today, tidak terdapat vaksin untuk hepatitis C.

Oleh karena itu, Anda harus menghindari paparan virus untuk mencegah infeksi dengan cara berikut:

  • Jika memungkinkan, berhenti menggunakan perawatan obat yang melibatkan suntikan
  • Jaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Berhenti merokok
  • Jaga berat badan yang sehat dan ideal
  • Hindari alkohol
  • Obati kondisi medis yang Anda derita dengan baik

Selain itu, jika telah positif sebagai penderita hepatitis C, Anda dapat mencegah penularannya ke orang lain dengan:

Baca juga: Penularan Hepatitis Melalui Hubungan Seksual

  • Tidak berbagi jarum obat atau bahan obat lainnya
  • Menggunakan sarung tangan saat menyentuh luka terbuka orang lain
  • Memberi tahu ahli tato atau penindik kondisi Anda untuk memastikan mereka menggunakan alat steril dan tinta yang belum dibuka
  • Hindari berbagi barang pribadi seperti sikat gigi, pisau cukur, dan gunting kuku
  • Menggunakan pengaman selama aktivitas seksual.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com