KOMPAS.com - Dermatitis seboroik adalah kondisi kulit umum yang memengaruhi kulit kepala.
Kondisi ini menyebabkan bercak bersisik, kulit merah, dan ketombe yang membandel.
Dermatitis seboroik juga dapat memengaruhi area tubuh yang berminyak, seperti wajah, sisi hidung, alis, telinga, kelopak mata, dan dada.
Baca juga: Dermatitis: Jenis, Penyebab, Pencegahan hingga Cara Mengatasinya
Hingga kini belum diketahui penyebab pasti dermatitis seboroik.
Berdasarkan Cleveland Clinic, terdapat faktor-faktor yang dianggap, seperti:
Faktor lain yang memicu atau memperburuk dermatitis seboroik meliputi:
Tanda dan gejala dermatitis seboroik antara lain:
Baca juga: Kenali Apa itu Dermatitis, Jenis, dan Penyebabnya
Tanda dan gejalanya bisa lebih parah jika mengalami stres.
Temui dokter segera jika:
Dokter akan dapat melakukan diagnosis dengan memeriksa kulit.
Dalam beberapa kasus, dokter bisa saja mengikis sel-sel kulit untuk pemeriksaan (biopsi) guna menyingkirkan kondisi dengan gejala yang mirip dengan dermatitis seboroik, seperti:
Sampo, krim, dan losion obat adalah perawatan utama untuk dermatitis seboroik.
Terdapat beberapa pengobatan rumahan, sebelum mempertimbangkan pengobatan resep, seperti:
Baca juga: Dermatitis Atopik
Jika pengobatan rumahan tidak membantu, bicarakan dengan dokter untuk mencoba perawatan di bawah ini:
Dermatitis seboroik biasanya berlangsung jinak dan komplikasi serius sangat jarang terjadi.
Adapun daerah intertriginosa dan kelopak mata rentan terhadap infeksi bakteri sekunder, terutama selama dermatitis akut.
Beberapa hal sehat sederhana dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena dermatitis seboroik, seperti:
Selalu ikuti instruksi penyedia layanan kesehatan untuk menggunakan sampo obat dan produk kulit.
Baca juga: Ketombe
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.