Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2021, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker esofagus atau kerongkongan adalah kanker yang terjadi di kerongkongan.

Kerongkongan membantu memindahkan makanan yang ditelan dari bagian belakang tenggorokan ke perut untuk dicerna.

Kanker kerongkongan biasanya dimulai pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kerongkongan.

Baca juga: Kanker Esofagus (Kerongkongan): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Kanker kerongkongan dapat terjadi di mana saja di sepanjang kerongkongan.

Penyebab

Ada dua jenis utama kanker kerongkongan; karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.

Kedua jenis ini terlihat berbeda satu sama lain di bawah pengecekan mikroskop.

Kanker esofagus sel skuamosa terkait dengan merokok dan minum terlalu banyak alkohol.

Adenokarsinoma adalah jenis kanker kerongkongan yang lebih umum.

Memiliki kerongkongan Barrett meningkatkan risiko jenis kanker ini.

Penyakit refluks asam (gastroesophageal reflux disease, atau GERD) dapat berkembang menjadi Barrett esophagus.

Merokok dan obesitas juga bisa jadi faktor risiko.

Gejala

Gejala kanker esofagus antara lain:

  • Gerakan mundur makanan melalui kerongkongan dan mungkin mulut (regurgitasi)
  • Nyeri dada tidak berhubungan dengan makan
  • Kesulitan menelan makanan padat atau cair
  • Maag
  • Muntah darah
  • Penurunan berat badan.

Baca juga: Kanker

Diagnosis

Tes yang digunakan untuk membantu mendiagnosis kanker kerongkongan meliputi:

  • Serangkaian rontgen untuk memeriksa kerongkongan (menelan barium)
  • MRI dada atau CT toraks (biasanya digunakan untuk membantu menentukan stadium penyakit)
  • Ultrasonografi endoskopi (juga kadang-kadang digunakan untuk menentukan stadium penyakit)
  • Tes untuk memeriksa dan mengeluarkan sampel lapisan kerongkongan (esophagogastroduodenoscopy, EGD)
  • Pemindaian PET (terkadang berguna untuk menentukan stadium penyakit, dan apakah pembedahan mungkin dilakukan)
  • Tes tinja.

Perawatan

EGD akan digunakan untuk mendapatkan sampel jaringan dari kerongkongan untuk mendiagnosis kanker.

Bila kanker hanya di kerongkongan dan belum menyebar, operasi akan dilakukan.

Kanker dan sebagian atau seluruh kerongkongan diangkat.

Pembedahan dapat dilakukan dengan menggunakan:

  • Operasi terbuka dengan satu sampai dua sayatan
  • Operasi invasif minimal, dengan dua sampai empat sayatan kecil di perut. Laparoskop dengan kamera kecil dimasukkan ke dalam perut melalui salah satu sayatan
  • Terapi radiasi juga dapat digunakan sebagai pengganti operasi dalam beberapa kasus ketika kanker belum menyebar ke luar kerongkongan.

Baca juga: 17 Penyebab Sel Darah Putih Tinggi, Bisa Tanda Infeksi sampai Kanker

Kemoterapi, radiasi, atau keduanya dapat digunakan untuk mengecilkan tumor dan membuat operasi lebih mudah dilakukan.

Jika orang tersebut terlalu sakit untuk menjalani operasi besar atau kanker telah menyebar ke organ lain, kemoterapi atau radiasi dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala.

Metode ini disebut terapi paliatif.

Dalam kasus seperti itu, penyakit ini biasanya tidak dapat disembuhkan.

Selain perubahan pola makan, perawatan lain yang dapat digunakan untuk membantu pasien menelan meliputi:

  • Melebarkan (pelebaran) kerongkongan menggunakan endoskop. Terkadang stent dipasang untuk menjaga kerongkongan tetap terbuka
  • Sebuah tabung makanan ke dalam perut
  • Terapi fotodinamik, di mana obat khusus disuntikkan ke dalam tumor dan kemudian disinari cahaya. Cahaya mengaktifkan obat yang menyerang tumor

Komplikasi

Komplikasi kanker esofagus meliputi:

  • Radang paru-paru
  • Penurunan berat badan yang parah karena tidak cukup makan.

Pencegahan

Untuk mengurangi risiko kanker kerongkongan, hal berikut dapat dilakukan:

Baca juga: 6 Jenis Kanker yang Bisa Memiliki Gejala Sakit Pinggang

  • Jangan merokok
  • Batasi atau jangan minum minuman beralkohol
  • Periksa ke dokter jika mengalami GERD parah
  • Lakukan pemeriksaan rutin jika menderita Barrett esophagus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com