Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2021, 09:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Efusi pleura terjadi ketika cairan menumpuk di ruang antara paru-paru dan rongga dada.

Selaput tipis, yang disebut pleura, menutupi bagian luar paru-paru dan bagian dalam rongga dada.

Selalu ada sedikit cairan di dalam lapisan ini untuk membantu melumasi paru-paru saat mereka mengembang di dalam dada saat bernapas.

Baca juga: Efusi Perikardium

Namun, jika terlalu banyak cairan menumpuk, misalnya karena kondisi medis, ragam masalah bisa muncul.

Penyebab

Ada dua jenis efusi pleura berdasarkan penyebabnya, yakni:

  • Efusi pleura transudatif, disebabkan oleh kebocoran cairan ke dalam rongga pleura karena peningkatan tekanan di pembuluh darah atau jumlah protein darah yang rendah. Gagal jantung adalah penyebab paling umum untuk jenis ini
  • Efusi eksudatif, disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah atau pembuluh getah bening, peradangan, infeksi, cedera paru-paru, dan tumor.

Faktor risiko efusi pleura antara lain:

  • Merokok dan minum alkohol
  • Riwayat kontak dengan asbes.

Gejala

Gejala efusi pleura dapat mencakup salah satu dari masalah berikut ini:

  • Nyeri dada, biasanya nyeri tajam yang diperparah dengan batuk atau napas dalam
  • Batuk
  • Demam dan menggigil
  • Cegukan
  • Napas cepat
  • Sesak napas.

Terkadang efusi pleura tidak menimbulkan gejala.

Baca juga: 6 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Paru-paru

Diagnosis

Segera hubungi dokter atau pergi ke ruang gawat darurat jika mengalami:

Dokter akan memeriksa dan menanyakan gejala.

CT scan dada atau rontgen dada mungkin cukup bagi penyedia untuk memutuskan perawatan yang diperlukan.

Dokter terkadang juga melakukan tes pada cairan untuk memastikan:

  • Infeksi
  • Sel kanker
  • Tingkat protein
  • Jumlah sel
  • Keasaman cairan (kadang-kadang).

Selain itu, tes darah juga mungkin dilakukan, seperti:

  • Hitung darah lengkap (CBC), untuk memeriksa tanda-tanda infeksi atau anemia
  • Tes darah fungsi ginjal dan hati.

Jika diperlukan, tes lain ini dapat dilakukan:

  • Ultrasound jantung (ekokardiogram) untuk mencari gagal jantung
  • Ultrasonografi perut dan hati
  • Tes protein urin
  • Biopsi paru-paru untuk mencari kanker
  • Bronkoskopi.

Baca juga: 19 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Paru-paru

Perawatan

Tujuan pengobatan adalah untuk:

  • Mengeluarkan cairan
  • Cegah cairan menumpuk lagi
  • Tentukan dan obati penyebab penumpukan cairan.

Pengeluaran cairan (thoracentesis) dapat dilakukan jika terdapat banyak cairan dan menyebabkan tekanan dada, sesak napas, atau kadar oksigen rendah.

Mengeluarkan cairan memungkinkan paru-paru mengembang, membuat pernapasan lebih mudah.

Penyebab penumpukan cairan juga harus diobati, misalnya:

  • Jika karena gagal jantung, pasien bisa diobati dengan diuretik (pil air) dan obat-obatan lain untuk mengobati gagal jantung
  • Jika karena infeksi, akan diberikan antibiotik
  • Jika dari kanker, penyakit hati, atau penyakit ginjal, pengobatan harus diarahkan pada kondisi tersebut.

Pada orang dengan kanker atau infeksi, efusi sering diobati dengan menggunakan selang dada untuk mengalirkan cairan dan mengobati penyebabnya.

Dalam beberapa kasus, salah satu perawatan berikut dilakukan:

  • Kemoterapi
  • Menempatkan obat ke dalam dada yang mencegah cairan menumpuk lagi setelah dikeringkan
  • Terapi radiasi
  • Operasi.

Baca juga: Jangan Sepelekan, Ini Pentingnya Vaksinasi untuk Kesehatan Paru-paru

Komplikasi

Komplikasi efusi pleura yang mungkin terjadi adalah:

  • Kerusakan paru-paru
  • Infeksi yang berubah menjadi abses, disebut empiema
  • Udara di rongga dada (pneumotoraks) setelah drainase efusi
  • Penebalan pleura (jaringan parut pada lapisan paru-paru).

Pencegahan

Tidak ada metode yang ditetapkan untuk pencegahan primer efusi pleura.

Namun, menghindari beberapa faktor risiko dapat mencegah penyakit ini, seperti:

  • Berhenti merokok
  • Berhenti minum alkohol
  • Pengobatan dini pneumonia
  • Pengendalian gagal jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau