Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2021, 08:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kriptosporidiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit cryptosporidium bersel satu.

Ketika cryptosporidium memasuki tubuh, mereka menjalar ke usus dan kemudian menggali ke dalam dinding. Kemudian, mereka ditumpahkan di feses seseorang.

Pada kebanyakan orang sehat, infeksi cryptosporidium menghasilkan serangan diare berair.

Baca juga: Diare

Infeksi biasanya hilang dalam satu atau dua minggu.

Penyebab

Kriptosporidiosis terjadi ketika parasit cryptosporidium bersel satu masuk ke tubuh melalui mulut.

Beberapa jenis cryptosporidium dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius.

Seseorang dapat terinfeksi cryptosporidium dengan menyentuh apa pun yang bersentuhan dengan kotoran yang terkontaminasi.

Medium yang bisa menularkan kriptospodidiosis adalah:

  • Minum air yang terkontaminasi yang mengandung parasit cryptosporidium
  • Berenang di air yang terkontaminasi yang mengandung parasit cryptosporidium dan secara tidak sengaja menelan sebagiannya
  • Makan makanan mentah yang terkontaminasi yang mengandung cryptosporidia
  • Menyentuhkan tangan ke mulut jika tangan telah bersentuhan dengan permukaan, benda, orang, atau hewan yang terkontaminasi.

Jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat HIV/AIDS, pasien lebih rentan terhadap penyakit dari parasit kriptosporidiosis daripada orang dengan sistem kekebalan yang normal.

Orang dengan HIV/AIDS dapat mengembangkan gejala yang parah dan bentuk penyakit kronis yang persisten sehingga sulit untuk diobati.

Baca juga: Ciri-ciri Diare Ringan, Berat, dan Perlu Diwaspadai

Gejala

Tanda dan gejala pertama kriptosporidiosis biasanya muncul dalam waktu seminggu setelah infeksi, gejala umumnya berupa:

  • Diare berair
  • Dehidrasi
  • Kurang nafsu makan
  • Penurunan berat badan
  • Kram atau nyeri perut
  • Demam
  • Mual
  • Muntah.

Gejala dapat berlangsung hingga dua minggu, meskipun mungkin datang dan pergi hingga satu bulan, bahkan pada orang dengan sistem kekebalan yang sehat.

Beberapa orang yang terkena kriptosporidiosis tidak memiliki gejala.

Diagnosis

Cari pertolongan medis jika mengalami diare berair yang tidak membaik dalam beberapa hari.

Dokter mendiagnosis kriptosporidiosis dengan memeriksa sampel tinja untuk mencari bukti parasit.

Pasien mungkin perlu mengirimkan beberapa sampel tinja selama beberapa hari untuk diagnosis yang pasti.

Perawatan

Beberapa individu dengan sistem kekebalan yang sehat sembuh tanpa pengobatan.

Baca juga: 9 Penyebab Diare yang Penting Dikenali

Sementara yang lain mungkin memerlukan pengobatan dengan obat antiparasit seperti nitazoxanide atau obat-obatan seperti loperamide untuk mengurangi diare.

Orang yang menderita HIV/AIDS membutuhkan pengobatan tambahan.

Dokter akan meresepkan obat antiretroviral. Obat-obatan ini membantu sistem kekebalan berfungsi seefektif mungkin.

Diare yang parah dapat menyebabkan masalah dengan dehidrasi. Untuk itu, sangat penting untuk minum banyak cairan.

Orang-orang tertentu mungkin memerlukan terapi penggantian cairan.

Komplikasi 

Kriptosporidiosis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa bagi orang dengan sistem kekebalan yang terganggu, seperti:

  • Menderita kanker atau HIV/AIDS
  • Hidup dengan penyakit bawaan tertentu yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
  • Minum obat imunosupresif setelah transplantasi organ
  • Bayi, anak kecil, dan wanita hamil berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi dari infeksi ini.

Komplikasi umumnya berupa diare berkepanjangan yang mengakibatkan dehidrasi parah.

Kondisi tersebut membutuhkan perawatan medis segera.

Pencegahan

Orang dengan sistem kekebalan yang sehat dapat mencegah paparan kriptosporidiosis dengan:

Baca juga: 5 Cara Cepat Mengatasi Diare

  • Menghindari paparan kotoran, termasuk di fasilitas penitipan anak dan kolam renang
  • Menghindari air yang mungkin terkontaminasi, seperti bak mandi air panas dan kolam renang
  • Mempraktikkan kebersihan tangan yang baik
  • Mempraktikkan seks yang lebih aman untuk mengurangi kemungkinan terkena tinja
  • Tidak minum air atau menggunakan es di wilayah dengan persediaan air yang terkontaminasi
  • Mencuci dan memasak makanan seperti sayuran atau buah-buahan secara menyeluruh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau