Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/12/2021, 11:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gastritis adalah istilah umum untuk sekelompok kondisi peradangan pada lapisan lambung.

Peradangan gastritis paling sering merupakan akibat dari infeksi bakteri yang sama dengan penyebab sebagian besar sakit maag.

Penggunaan obat pereda nyeri tertentu dan minum terlalu banyak alkohol juga dapat menyebabkan gastritis.

Baca juga: 6 Penyebab Gastritis dan Cara Mengatasinya

Gastritis dapat terjadi secara tiba-tiba (gastritis akut) atau muncul perlahan seiring waktu (gastritis kronis).

Penyebab

Penyebab gastritis yang paling umum adalah:

  • Obat-obatan tertentu, seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen, dan obat-obatan serupa lainnya
  • Minum alkohol berat
  • Infeksi lambung dengan bakteri yang disebut Helicobacter pylori (H. pylori). 

Penyebab lain yang kurang umum meliputi:

  • Gangguan autoimun (seperti anemia pernisiosa)
  • Aliran balik empedu ke lambung (refluks empedu)
  • Penyalahgunaan kokain
  • Makan atau minum zat kaustik atau korosif (seperti racun)
  • Stres ekstrim
  • Infeksi virus, seperti cytomegalovirus dan virus herpes simpleks (lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah)
  • Trauma atau penyakit parah yang tiba-tiba, seperti operasi besar dan gagal ginjal.

Gejala

Banyak orang dengan gastritis tidak memiliki gejala apapun.

Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang perlu diperhatikan, seperti:

Baca juga: 7 Gejala Gastritis yang Perlu Diwaspadai

  • Kehilangan selera makan
  • Mual dan muntah
  • Nyeri di bagian atas perut atau perut.

Jika gastritis menyebabkan pendarahan dari lapisan perut, gejalanya akan meliputi:

  • Tinja hitam
  • Muntah darah atau seperti bubuk kopi.

Diagnosis

Hubungi dokter segera jika mengalami:

  • Nyeri di bagian atas perut atau perut yang tidak kunjung hilang
  • Tinja hitam atau lembek
  • Muntah darah atau hitam seperti bubuk kopi.

Tes yang akan diperlukan untuk diagnosis adalah:

  • Hitung darah lengkap (CBC) untuk memeriksa anemia atau jumlah darah rendah
  • Pemeriksaan lambung dengan endoskopi (esophagogastroduodenoscopy atau EGD) dengan biopsi lapisan lambung
  • Tes H pylori (tes napas atau tes tinja)
  • Tes tinja untuk memeriksa sejumlah kecil darah di tinja, yang mungkin merupakan tanda pendarahan di perut.

Perawatan

Perawatan tergantung pada apa yang menyebabkan masalah.

Baca juga: 8 Cara Mengatasi Gastritis Secara Alami

Beberapa penyebab tidak mesti diobati dan akan hilang seiring waktu.

Pasien mungkin perlu berhenti minum aspirin, ibuprofen, naproxen, atau obat lain yang menyebabkan gastritis.

Selalu bicarakan dengan dokter sebelum menghentikan obat apapun.

Pengidap gastritis dapat menggunakan obat bebas dan obat resep lain yang mengurangi jumlah asam di lambung, seperti:

  • Antasida
  • Antagonis H2, seperti famotidine (Pepsid), cimetidine (Tagamet), dan nizatidine (Axid)
  • Penghambat pompa proton (PPI), seperti omeprazole (Prilosec), esomeprazole (Nexium), iansoprazole (Prevacid), rabeprazole (AcipHex), dan pantoprazole (Protonix)
  • Antibiotik, untuk mengobati gastritis kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori.

 

Komplikasi

Jika tidak diobati, gastritis dapat menyebabkan sakit maag dan pendarahan lambung.

Meski jarang terjadi, beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan risiko kanker perut, terutama jika memiliki penipisan lapisan perut yang luas dan perubahan sel-sel lapisan.

Pencegahan

Hindari penggunaan jangka panjang zat yang dapat mengiritasi perut seperti aspirin, obat antiinflamasi, atau alkohol.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Gastritis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com