Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2022, 15:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit Paget adalah penyakit yang mengganggu proses siklus daur ulang normal tulang, di mana jaringan tulang baru secara bertahap menggantikan jaringan tulang lama.

Seiring waktu, tulang bisa menjadi rapuh dan cacat.

Panggul, tengkorak, tulang belakang dan kaki paling sering terkena.

Baca juga: Paget Puting Susu

Risiko penyakit tulang Paget meningkat seiring bertambahnya usia dan jika anggota keluarga memiliki kelainan tersebut.

Penyebab

Penyebab penyakit Paget tidak diketahui.

Para ilmuwan menduga kombinasi faktor lingkungan dan genetik berkontribusi terhadap penyakit ini. Beberapa gen juga diduga terkait dengan penyakit ini.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit tulang Paget meliputi:

  • Usia lebih dari 50 tahun
  • Pria lebih sering terkena daripada wanita.
  • Riwayat keluarga.

Gejala

Kebanyakan orang yang terjena penyakit Paget tidak memiliki gejala.

Saat gejala muncul, keluhan yang paling umum adalah nyeri tulang.

Karena penyakit ini menyebabkan tubuh menghasilkan tulang baru lebih cepat dari biasanya, remodeling yang cepat menghasilkan tulang yang kurang teratur dan lebih lemah dari tulang normal.

Hal tersebut dapat menyebabkan nyeri tulang, kelainan bentuk, dan patah tulang.

Penyakit ini mungkin hanya mempengaruhi satu atau dua area tubuh atau mungkin menyebar luas.

Baca juga: 11 Cara Meningkatkan Kepadatan Tulang Secara Alami

Tanda dan gejala akan tergantung pada bagian tubuh yang terkena, seperti:

  • Panggul, dapat menyebabkan nyeri pinggul
  • Tengkorak, dapat menyebabkan gangguan pendengaran atau sakit kepala
  • Tulang belakang, akar saraf bisa menjadi tertekan
  • Kaki, dapat menyebabkan kaki menjadi bengkok.

Diagnosis

Penyakit Paget sulit untuk didiagnosis. 

Kondisi ini bisa disalahartikan dengan radang sendi, osteoporosis, stenosis tulang belakang, atau perubahan lain yang datang seiring bertambahnya usia.

Dokter biasanya melakukan tes darah untuk mencari enzim yang ALP (alkaline phosphatase) dalam darah.

Orang yang memiliki penyakit Paget sering memiliki lebih banyak enzim ini daripada biasanya, yang mencerminkan pergantian tulang.

Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya melakukan tes berikut:

  • Pemindaian tulang
  • MRI (magnetic resonance imaging)
  • Pemindaian CT (computerized tomography).

Perawatan

Tidak ada cara pasti untuk memperbaiki perubahan yang telah terjadi, seperti kehilangan pendengaran atau tulang yang cacat.

Tetapi penyintas bisa mendapatkan bantuan untuk masalah yang disebabkan oleh Penyakit Paget. Pilihannya meliputi:

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan dan Kekuatan Tulang

  • Bantuan fisik, seperti wedges di sepatu, tongkat untuk berjalan, terapi fisik, dan cara lain untuk membangun otot yang dapat membantu mengendalikan rasa sakit
  • Obat-obatan seperti bifosfonat untuk mencegah keropos tulang atau kalsitonin untuk mengontrol kadar kalsium
  • Obat untuk membantu mengatasi rasa sakit (acetaminophen seperti Tylenol atau NSAID seperti ibuprofen atau Advil)
  • Pembedahan untuk memperbaiki tulang yang patah atau cacat, mengganti pinggul atau lutut, atau mengobati radang sendi yang parah.

Hubungi dokter jika mengalami:

  • Nyeri pada tulang dan persendian
  • Kesemutan dan kelemahan pada ekstremitas
  • Deformitas tulang
  • Gangguan pendengaran yang tidak dapat dijelaskan, terutama jika hanya di satu sisi.

Komplikasi

Dalam kebanyakan kasus, penyakit tulang Paget berkembang perlahan. Kemungkinan komplikasi antara lain:

  • Fraktur dan deformitas
  • Osteoartritis
  • Masalah neurologis
  • Gagal jantung
  • Kanker tulang.

Pencegahan

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang

  • Olahraga rutin
  • Hindari penambahan berat badan
  • Meringankan tekanan pada sendi dan tulang dengan peregangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com