Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2022, 17:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tirotoksikosis adalah suatu kondisi ketika seseorang memiliki terlalu banyak hormon tiroid dalam tubuh.

Hormon tiroid memainkan peran besar dalam banyak fungsi tubuh, seperti suhu tubuh, detak jantung, dan metabolisme.

Ketika menderita tirotoksikosis, kelebihan jumlah hormon tiroid dalam tubuh dapat menyebabkan gejala seperti detak jantung yang cepat (takikardia) dan komplikasi tertentu.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Kita Tidak Memiliki Kelenjar Tiroid?

Penyebab

Tirotoksikosis terjadi ketika terlalu banyak hormon tiroid dalam tubuh secara umum.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tirotoksikosis meliputi:

  • Hipertiroidisme
  • Penyakit Graves dan penyakit autoimun lainnya
  • Peradangan tiroid (tiroiditis)
  • Konsumsi obat tiroid berlebih 
  • Konsumsi terlalu banyak hormon tiroid.

Gejala

Gejala tirotoksikosis umumnya sama pada kasus ringan dan sedang, tetapi biasanya lebih intens jika tirotoksikosis semakin parah.

Tanda dan gejala tirotoksikosis ringan dan sedang meliputi:

  • Mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Memiliki detak jantung yang tidak teratur (aritmia)
  • Memiliki detak jantung yang cepat (takikardia) 
  • Mengalami kelemahan otot
  • Merasa goyah
  • Merasa gugup, cemas dan/atau mudah tersinggung
  • Mengalami peningkatan kepekaan terhadap panas
  • Mengalami perubahan periode haid.

Kasus tirotoksikosis yang parah disebut badai tiroid atau krisis tiroid.

Baca juga: Waspadai, Gangguan Tiroid Bisa Memicu Depresi

Kondisi tersebut jarang terjadi dan memerlukan perhatian medis segera karena dapat mengancam jiwa.

Gejala badai tiroid antara lain:

  • Detak jantung yang sangat cepat
  • Mengalami demam tinggi
  • Merasa sangat gelisah dan bingung
  • Mengalami diare
  • Kehilangan kesadaran.

Diagnosis

Dokter mendiagnosis tirotoksikosis jika tes darah menunjukkan peningkatan kadar hormon tiroid dan kadar hormon perangsang tiroid (TSH) yang rendah atau tidak terdeteksi.

Selanjutnya, dokter juga perlu menentukan penyebabnya dengan diagnosis lain seperti:

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah
  • Tes pencitraan.

Perawatan

Pengobatan untuk tirotoksikosis tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Pilihan pengobatan untuk tirotoksikosis sendiri meliputi:

  • Obat anti-tiroid, seperti methimazole (Tapazole) dan propylthiouracil (PTU)
  • Yodium radioaktif
  • Pembedahan melalui operasi (tiroidektomi)
  • Beta blocker
  • Glukokortikoid, salah satu jenis obat kortikosteroid.

Baca juga: Waspadai, Gangguan Tiroid Juga Picu Kenaikan Kolesterol

Temui dokter jika merasakan gejala tirotoksikosis.

Jika didiagnosis dengan tirotoksikosis kronis lakukan konsultasi secara teratur untuk memastikan pengobatan berjalan lancar.

Komplikasi

Komplikasi dari tirotoksikosis paling sering terjadi pada orang yang memiliki hipertiroidisme yang tidak diobati, terutama penyakit Graves.

Komplikasi tirotoksikosis meliputi:

  • Masalah jantung
  • Osteoporosis
  • PenyakitGraves (Opthalmopati Graves atau penyakit mata tiroid
  • Badai tiroid.

Pencegahan

Sebagian besar kasus tirotoksikosis tidak dapat dicegah.

Jika diharuskan minum obat tiroid, cegah tirotoksikosis dengan minum obat sesuai takaran resep.

Terlalu banyak obat tiroid dapat menyebabkan tirotoksikosis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com