Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2022, 13:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dermatitis herpetiformis (DH) adalah ruam kulit bergelombang dan gatal yang umum terjadi pada orang dengan penyakit celiac.

Kondisi ini adalah gangguan autoimun yang membuat tubuh tidak mencerna gluten, protein yang ditemukan dalam gandum dan biji-bijian lainnya.

DH, juga dikenal sebagai penyakit Duhring, menyebabkan lepuh yang terlihat seperti herpes, tetapi kondisi tersebut tidak berasal dari virus herpes.

Baca juga: 9 Gejala Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai

Penyebab

Jika memiliki penyakit celiac dan makan gluten, usus membuat antibodi yang disebut IgA sebagai respons.

Bahan kimia ini mengalir ke aliran darah dan menumpuk di pembuluh darah di bawah kulit yang memicu ruam DH.

Kondisi ini jarang terjadi pada anak-anak dan biasanya muncul untuk pertama kalinya ketika berusia antara 30 dan 40 tahun.

Gejala

Hal pertama yang biasanya dirasakan adalah sensasi terbakar atau menyengat di tempat-tempat tertentu pada kulit.

Setelah itu, sekelompok kecil benjolan merah muncul. 

Benjolan bisa sangat gatal dan dapat terjadi dalam beberapa bentuk, seperti:

  • Lepuh
  • Luka berisi cairan
  • Luka yang terlihat seperti gatal-gatal
  • Luka timbul.

Paling sering, DH muncul di:

  • Siku
  • Lutut
  • Kulit kepala
  • Pantat
  • Punggung
  • Bilah bahu.

Baca juga: Penyakit Celiac

Selain bagian tubuh di atas, bagian tubuh lain seperti leher, wajah, atau selangkangan juga bisa terkena DH.

Biasanya, DH muncul di kedua sisi tubuh sekaligus.

Dibutuhkan 1-2 minggu agar lepuh berkeropeng dan sembuh, tetapi lepuh baru sering tumbuh di tempatnya.

Respons sama terhadap gluten yang memengaruhi kulit juga dapat merusak usus kecil. Hal ini dapat menyebabkan gejala pencernaan, seperti:

  • Perut kembung
  • Kram
  • Diare
  • Sembelit.

Diagnosis

Setelah memeriksa benjolan dan lepuh, penyedia layanan kesehatan dapat menentukan jenis penyakit kulit melalui tes berikut:

  • Biopsi kulit
  • Tes darah.

Perawatan

Tidak ada obat pasti untuk DH, tetapi obat-obatan dapat membantu menyembuhkan ruam.

Dokter dapat meresepkan dapson yang telah terbukti efektif. Tetapi dapson memiliki efek samping berikut:

Baca juga: Stres Bisa Memicu Ruam dan Gatal, Begini Cara Mengatasinya

  • Masalah hati
  • Kepekaan terhadap sinar matahari
  • Anemia
  • Kelemahan otot
  • Neuropati perifer.

Dapson mungkin juga memiliki interaksi negatif dengan obat lain, seperti kalium aminobenzoat, klofazimin, atau trimetoprim.

Jika tes menunjukkan penyakit celiac, dokter akan meminta untuk berhenti konsumsi gluten.

Selain gluten, yodium juga dapat memperburuk gejala dalam beberapa kasus sehingga perlu dihindari.

Temui penyedia layanan kesehatan segera setelah melihat gejala dermatitis herpetiformis. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal dan perih yang tidak nyaman.

KomplikasI

Orang dengan DH dan penyakit celiac yang tidak diobati memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus karena peradangan konstan di usus.

Kekurangan vitamin dan anemia juga bisa menjadi masalah jika usus tidak menyerap nutrisi dengan baik.

Karena DH adalah penyakit autoimun, para peneliti telah menemukan bahwa penyakit ini juga terkait dengan berbagai jenis penyakit autoimun lainnya, seperti:

  • Hipotiroidisme
  • Vitiligo
  • Diabetes melitus tipe 1
  • Myasthenia gravis
  • Sindrom Sjogren
  • Radang sendi.

Baca juga: 3 Penyebab Penyakit Celiac yang Perlu Diwaspadai

Pencegahan

Tidak ada obat yang diketahui dapat mencegah dermatitis herpetiformis.

Jika tidak memiliki penyakit celiac maka tidak ada makanan yang harus dihindari sehubungan dengan dermatitis herpetiformis.

Jika memiliki penyakit celiac, hindari semua makanan yang mengandung gluten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com