Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2022, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hiperpituitarisme merupakan masalah kesehatan akibat kelenjar pituari atau hipofisis memproduksi hormon secara berlebihan.

Kelenjar pituitari ini menghasilkan hormon yang mengatur beberapa fungsi utama tubuh.

Fungsi tubuh utama tersebut meliputi pertumbuhan, tekanan darah, metabolisme, dan fungsi seksual.

Baca juga: Hipopituitarisme

Penyebab

Kerusakan pada kelenjar pituitari seperti hiperpituitarisme seringkali disebabkan oleh tumor.

Jenis tumor yang paling umum ialah adenoma dan tidak bersifat kanker.

Tumor dapat menyebabkan kelenjar hipofisis memproduksi hormon secara berlebihan.

Tumor yang menekan kelenjar pituitari menyebabkan terlalu banyak hormon atau terlalu sedikit hormon yang diproduksi.

Penyebab tumor jenis ini tidak diketahui. Namun, penyebab tumor kemungkinan berdasarkan riwayat keluarga.

Dalam kasus yang jarang terjadi, tumor berisfat kanker atau gangguan hipotalamus bisa menjadi penyebab hiperpituarisme.

Gejala

Gejala hiperpituitarisme secara umum antara lain:

  • Kecemasan atau kegugupan
  • Detak jantung cepat
  • Detak jantung tidak teratur
  • Kelelahan
  • Kelemahan otot
  • Kehilangan berat badan.

Merangkum Healthline, selain gejala umum di atas, di bawah ini merupakan gejala dari kondisi lain yang bisa dialami pasien hiperpituarisme.

Baca juga: Demam Kelenjar

Gejala jika menjadi sindrom Cushing:

  • Kelebihan lemak tubuh bagian atas
  • Tumbuh rambut wajah yang tidak biasa pada wanita
  • Mudah memar
  • Tulang mudah patah atau rapuh
  • Stretch mark perut yang berwarna ungu atau merah muda.

Gejala gigantisme atau akromegali meliputi:

  • Tangan dan kaki tumbuh lebih besar
  • Bagian wajahmembesar atau menonjol
  • Tag kulit
  • bau badan dan keringat berlebih
  • Lemas
  • Suara serak
  • Sakit kepala
  • Lidah membesar
  • Nyeri sendi dan gerakan terbatas
  • Dada barel
  • Haid tidak teratur
  • Disfungsi ereksi.

Gejala galaktorea atau prolaktinoma yang meliputi:

  • Payudara nyeri pada wanita
  • Payudara yang mulai memproduksi ASI pada wanita yang tidak hamil
  • Disfungsi reproduksi
  • Haid tidak teratur atau siklus haid berhenti
  • Ketidaksuburan
  • Gairah seks rendah
  • Disfungsi ereksi
  • Tingkat energi rendah.

Baca juga: Gigantisme

Diagnosis

Tes diagnostik hiperpituitarisme berbeda tergantung pada gejala dan riwayat medis pasien.

Jenis tes yang umum digunakan ialah:

  • Tes darah
  • Tes toleransi glukosa oral
  • Tes pengambilan sampel darah khusus
  • Tes pencitraan dengan MRI atau CT scan jika terdapat tanda-tanda tumor.

Perawatan

Perawatan akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Secara umum perawatan hiperpituarisme dilakukan dengan metode:

  • Pembedahan
  • Obat untuk mengurangi kadar prolaktin bagi pasien pengidap prolaktinoma
  • Obat untuk menurunkan kadar hormon pertumbuhan dan mengecilkan tumor bagi pasien pengidap akromegali
  • Terapi konvensional
  • Terapi stereotaktik.

Hubungi dokter segera jika tanda atau gejala hiperpituitarisme terjadi tiba-tiba.

Komplikasi

Hiperpituitarisme dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius. Komplikasi tersebut antara lain sebagai berikut:

Baca juga: Prolaktinoma

  • Sindrom Cushing
  • Gigantisme atau akromegali
  • Galaktorea atau prolaktinoma
  • Hipertiroidisme.

Pencegahan

Hingga kini belum diketahui pasti bagaimana mencegah hiperpituarisme. Namun, tumor dapat ditekan risikonya dengan kiat berikut:

  • Berhenti merokok
  • Makan makanan bergizi
  • Jaga berat badan ideal
  • Rajin olahraga
  • Periksakan kesehatan secara rutin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com